Menuju konten utama

Bank Sampah Rawajati Mengatasi Permasalahan Sampah Jakarta

Bank Sampah Rawajati hanya menerima sampah organik berupa daun, rumput, dan batang pohon. Selain itu, mereka juga menghimpun sampah non-organik berupa kertas, kardus, kaleng, gelas plastik, botol plastik, dan sebagainya. Kapasitas menampung sampah non-organik sebulan 3 ton. Sedangkan sampah organik sebulan 950 kilogram.

Petugas memilah sampah organik dan non organik di Bank Sampah Rawajati, Jakarta Selatan. Tirto.id/Andrey Gromico
Bank Sampah Rawajati kini memiliki 737 nasabah, tetapi yang aktif 360 orang. Tirto.id/Andrey Gromico
Petugas Bank Sampah Rawajati mengambil sampah di rumah warga di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Tirto.id/Andrey Gromico
Petugas Bank Sampah Rawajati berkeliling ke rumah warga yang menjadi nasabah bank sampah. Tirto.id/Andrey Gromico
Petugas Bank Sampah Rawajati mengambil sampah di rumah warga di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Tirto.id/Andrey Gromico
mereka juga menghimpun sampah non-organik berupa kertas, kardus, kaleng, gelas plastik, botol plastik, dan sebagainya. Tirto.id/Andrey Gromico
Buku rekening tabungan Bank Sampah Rawajati. Tirto.id/Andrey Gromico
Petugas Bank Sampah Rawajati mengambil sampah di rumah warga di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Tirto.id/Andrey Gromico
Petugas memilah sampah organik dan non organik di Bank Sampah Rawajati, Jakarta Selatan. Tirto.id/Andrey Gromico
Petugas Bank Sampah menimbang sampah untuk didaur ulang. Tirto.id/Andrey Gromico
Bank Sampah Rawajati hanya menerima sampah organik berupa daun, rumput, dan batang pohon. Tirto.id/Andrey Gromico
Pepohonan hijau rindang memenuhi sepanjang Kampung Zeni AD Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Di kawasan tersebut terlihat bank sampah yang diberi nama sesuai dengan lokasinya, yaitu Bank Sampah Rawajati. Namun, tempat itu jauh dari kesan kumuh dan bau anyir seperti tempat pembuangan sampah pada umumnya.

Terlihat sebuah mesin pencacah sampah organik berukuran sedang di bagian depan lokasi bank sampah. Maju ke depan lagi, terdapat sampah anorganik seperti botol, kertas, dan sampah lainnya yang ditumpuk di sudut lokasi. Sedikit lebih dekat dengan ruangan kantor bank sampah, terdapat mesin pencacah sampah plastik.

Bank Sampah Rawajati, Jakarta Selatan, lebih sering diramaikan tamu dan warga sekitar RW 3 untuk menimbang dan menjual sampah untuk didaur ulang. Sementara warga di luar RW 3 kerap meminta mereka menjemput sampah dengan gerobak motor.

Pukul 8 pagi, kru pengambil sampah bersiap keliling rumah warga. Mereka terdiri tiga laki-laki dan dua perempuan dengan senjata dua gerobak motor, formulir setoran bank sampah, karung plastik, dan timbangan gantung. Petugas laki-laki memanggul barang bekas non-organik, sedangkan dua perempuan sibuk mencatat hasil timbangan. Setiba di Bank Sampah Rawajati, barulah formulir itu disalin ke buku tabungan. Untuk harga kardus dipatok seharga Rp1.200/kg. Sedangkan untuk botol dan gelas plastik seharga Rp150/kg

Bank Sampah Rawajati hanya menerima sampah organik berupa daun, rumput, dan batang pohon. Selain itu, mereka juga menghimpun sampah non-organik berupa kertas, kardus, kaleng, gelas plastik, botol plastik, dan sebagainya. Kapasitas menampung sampah non-organik sebulan 3 ton. Sedangkan sampah organik sebulan 950 kilogram. Jika tak bisa didaur ulang, sampah tersebut akan dikirim ke Lapak Apong di wilayah Condet, Jakarta Timur.

Awalnya Bank Sampah ini dibuat atas inisiatif ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. Dari semula hanya di RW 3, akhirnya mengembang ke 8 RW lain. Kemudian, pada 16 November 2013, Fauzi Bowo, mantan Gubernur Jakarta, secara resmi membuat kampung itu sebagai bank sampah percontohan. Kini mereka memiliki 737 nasabah, tetapi yang aktif 360 orang.

FOTO: Andrey Gromico
Baca juga artikel terkait FOTO-TIRTO atau tulisan lainnya

Editor: Andrey Gromico