Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Koalisi Pilih Pulih menggelar unjuk rasa di sepanjang Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (7/2/2024). Aksi yang dibalut karnaval itu diiringi marching band, boneka karakter Pinokio dan gurita raksasa itu digelar tepat satu pekan sebelum pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Mereka menyuarakan krisis iklim, menyempitnya ruang demokrasi, serta ketidakpastian masa depan untuk generasi muda, seperti akses pendidikan dan lapangan pekerjaan saat ini.
Dalam aksi tersebut, masa aksi menilai adapun ke-tiga calon Presiden dan wakil presiden saat ini masih mementingkan kepentingan segelintir kelompoknya saja jika kelak berkuasa. Dari pengeras suara saat orasi berlangsung terdengar, "Dalam sepuluh tahun terakhir, kita telah menyaksikan potret buram pengelolaan negara yang sarat konflik kepentingan dan mengesampingkan rakyat".
Tak hanya itu, masa aksi juga menilai undang-undang dan proyek yang dirancang secara serampangan, kritik yang diabaikan hingga dibungkam, pelanggaran HAM yang tak dituntaskan dan dibiarkan terus terjadi, hingga eksploitasi dan perusakan lingkungan yang dijalankan dengan berkedok pembangunan menjadi poin penting dalam aksi tersebut.
"Dalam satu dekade ini, yang kita saksikan adalah deretan kabar buruk untuk masyarakat dan untuk bumi kita. Melalui aksi ini, kami menyerukan kepada para pemilih di seluruh negeri, khususnya generasi muda untuk kembali mencermati visi misi, gagasan dan ide, serta rekam jejak para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, partai politik, hingga calon legislatif, sebelum akhirnya menentukan pilihan" Lanjut orator selama aksi di kawasan Patung Kuda.
Mereka menyuarakan krisis iklim, menyempitnya ruang demokrasi, serta ketidakpastian masa depan untuk generasi muda, seperti akses pendidikan dan lapangan pekerjaan saat ini.
Dalam aksi tersebut, masa aksi menilai adapun ke-tiga calon Presiden dan wakil presiden saat ini masih mementingkan kepentingan segelintir kelompoknya saja jika kelak berkuasa. Dari pengeras suara saat orasi berlangsung terdengar, "Dalam sepuluh tahun terakhir, kita telah menyaksikan potret buram pengelolaan negara yang sarat konflik kepentingan dan mengesampingkan rakyat".
Tak hanya itu, masa aksi juga menilai undang-undang dan proyek yang dirancang secara serampangan, kritik yang diabaikan hingga dibungkam, pelanggaran HAM yang tak dituntaskan dan dibiarkan terus terjadi, hingga eksploitasi dan perusakan lingkungan yang dijalankan dengan berkedok pembangunan menjadi poin penting dalam aksi tersebut.
"Dalam satu dekade ini, yang kita saksikan adalah deretan kabar buruk untuk masyarakat dan untuk bumi kita. Melalui aksi ini, kami menyerukan kepada para pemilih di seluruh negeri, khususnya generasi muda untuk kembali mencermati visi misi, gagasan dan ide, serta rekam jejak para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, partai politik, hingga calon legislatif, sebelum akhirnya menentukan pilihan" Lanjut orator selama aksi di kawasan Patung Kuda.