tirto.id - Beberapa komoditas pangan seperti daging ayam dan bawang merah mengalami kenaikan harga. Hal tersebut terlihat berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), Selasa (13/6/2023).
Daging ayam saat ini mencapai Rp39.850 per kilogram (Kg). Padahal, sebelumnya harga daging menyentuh Rp39.800 per kg.
Harga daging ayam termahal dibanderol Rp60.000 per kg di Kabupaten Bulungan. Sedangkan, paling murah dipatok Rp29.250 per kg di Kota Palopo.
Bawang merah saat ini terus mengalami peningkatan harga. Rerata harganya mencapai Rp40.550 per kg. Padahal, sebelumnya harga bawang merah menyentuh Rp40.400 per kg.
Sementara itu, komoditas lainnya seperti beras, daging sapi, hingga minyak goreng mengalami penurunan harga.
Beras jenis medium I harganya turun. Rerata dibanderol Rp13.550 per kg. Padahal, sebelumnya harga beras menyentuh Rp13.600 per kg.
Harga beras kualitas super I juga kompak mengalami penurunan harga yang tipis. Rerata harganya mencapai Rp14.850 per kg. Padahal, sebelumnya harga beras tersebut menyentuh Rp14.900 per kg.
Daging sapi saat ini mulai mengalami penurunan harga. Rerata harganya mencapai Rp138.000 per kg. Padahal, sebelumnya harga daging sapi menyentuh Rp138.600 per kg.
Sementara itu, minyak goreng kemasan bermerek 1 saat ini mulai mengalami penurunan harga. Rerata harganya mencapai Rp21.550 per kg. Padahal, sebelumnya harga minyak goreng tersebut dibanderol Rp21.600 per kg.
Untuk diketahui, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira meminta pemerintah melakukan intervensi kenaikan harga daging ayam. Sebab, kenaikan harga daging ayam yang kini menyentuh Rp49.000 per kilogram (kg) belum tentu menguntungkan peternak seperti klaim Kementerian Perdagangan.
"Itu harga ayam yang wajar HET (Harga Eceran Tertinggi) nya harusnya dikisaran Rp30.000, jadi kalau sampai Rp40.000 ya kemahalan. Ya itu juga menimbang rata-rata sejak 2022 ya, harga bergerak Rp30.000 sampai Rp32.000 per kg. Artinya pemerintah sekarang dengan kondisi kenaikan harga daging ayam di banyak daerah, ya jangan sekedar bilang ini menguntungkan peternak, karena belum tentu," ujarnya kepada Tirto, Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Editor: Intan Umbari Prihatin
