Menuju konten utama
Dahlan Iskan

Dahlan Iskan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (2011 - 2014)

Tempat & Tanggal Lahir

Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Indonesia, 17 Agustus 1951

Karir

  • Wartawan Majalah Tempo (1976 - 1982)
  • Pemimpin Redaksi Harian Umum Jawa Pos (1982 - 2002)
  • Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (2009 - 2011)
  • Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (2011 - 2014)

Pendidikan

  • SDN Desa Bukur, Jiwan, Madiun
  • Madrasah Tsanawiyah Pesantren Saibul Muttaqin, Magetan
  • Madrasah Aliyaj Pesantren Sabibul Muttaqin, Magetan
  • Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Cabang Samarinda (tidak tamat)

Detail Tokoh

Dahlan Iskan adalah pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, pada tanggal 17 Agustus 1951. Dia merupakan mantan CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group berkantor pusat di Surabaya. Kini posisinya di Jawa Pos telah digantikan oleh putranya Azrul Ananda. 

Selain menjadi pemimpin di grup Jawa Pos, Dahlan Iskan pernah menjabat sebagai Direktur Utama PLN. Ia menjabat di perusahaan milik negara tersebut terhitung tanggal 23 Desember 2009.

Dua tahun kemudian, posisinya digantikan oleh Mustafa Abubakar. Dia diminta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masuk dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid mengisi posisi sebagai Menteri BUMN. Ini adalah capaian karir politik tertinggi dalam kehidupan Dahlan.

Dia dulunya adalah anak kampong. Masa kecilnya dihiasi dengan lingkungan pedesaan. Ia dibersarkan oleh keluarga dangan kondisi serba kekurangan. Mengenai tanggal kelahiran, sebenarnya orang tua Dahlan tak ingat kapan ia dilahirkan.

Dahlan lalu diberi kebebasan untuk memilih tanggal lahir. Dahlan lalu memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena tanggal tersebut bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Karir Dahlan bermula di dunia jurnalistik. Ia mulai menjadi reporter untuk pertama kalinya di sebuah surat kabar kecil di Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Satu tahun kemudian, ia pindah ke media yang lebih bergengsi, Tempo. Di sana namanya harum berkat liputan mendalam tentang tenggelam kapal Tampolmas.

Pada tahun 1982, Dahlan Iskan diminta untuk mengelola Koran Jawa Pos. Dulu, surat kabar terkemuka di Indonesia ini sempat hampir mati. Saat itu, kehadiran Dahlan Iskan mengubah kondisi. Pada dekade 80-an dia menjadikan Jawa Pos yang sedang sekarat kembali hidup dengan oplah 6.000 ekslempar dan mampu bersaing dengan Surabaya Pos.

Banyak inovasi dan kebijakan baru yang dilakukan Dahlan pada awal dekade 90-an. Alhasil dalam waktu lima tahun setelah diambil alih, Jawa Pos jadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.

Dengan jumlah yang begitu banyak tentu saja Jawa Pos bisa menjangkau pembaca secara lebih luas. Jangkar yang dilepas itu berhasil meraup banyak pembaca di berbagai daerah.

Ekspansi itu dilakukan dengan membangun Jawa Pos News Network (JPNN) – grup media yang membawahi ratusan media di berbagai daerah. JPNN menjadi salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia dengan 134 surat kabar, tabloid, dan majalah. Jawa Pos Grup juga sudah memiliki 40 jaringan percetakan di Indonesia.

Jawa Pos Grup semakin diperhitungkan keberadaannya di kancah bisnis media. Apalagi pada tahun 1997 Jawa Pos di bawah komando Dahlan Iskan berhasil mendirikan Graha Pena.

Tak hanya berkecimpung di dunia media, Dahlan Iskan juga terlibat dalam pembangunan kontruksi infrastruktur lewat Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKLL). Pembangunan ini dipublikasikan pada awal tahun 2009. Dahlan Iskan berperan seagai sebagai komisaris pada pembangunan yang digarap oleh PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC).

Pembangunan ini direncanakan akan dapat menghubungkan Surabaya dan Hong Kong. Untuk menghubungkan kedua kota tersebut, panjang serat optik yang dibutuhkan kurang lebih 4.300 kilometer. Karir bisnisnya itu yang membuat SBY tak segan menariknya jadi Direktur PLN. Pengangkatannya dilakukan untuk menggantikan posisi Fahmi Mochtar.

Fahmi Mochtar diganti karena selama kepemimpinannya terjadi banyak kritik mengenai pelayanan listrik di daerah Jakarta. Seringnya mati listrik menyebabkan ketidaknyamanan pelanggan dan ini menurunkan reputasi BUMN. Oleh karena itu, Fahmi Mochtar dicopot dari jabatannya. 

Untuk mengatasi masalah Dahlan mengeluarkan kebijakan bebas byar pet se Indonesia. Gebrakannya memperlihatkan bukti, dalam waktu 6 bulan stafnya melakukan gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan berhasil membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada tahun 2010 di lima pulau di Indonesia Timur.

Lima pulau yang menjadi lokasi pembangunan PLTS tersebut antara lain Pulau Banda, Bunaken Manado, Wakatobi Sulawesi Tenggara, Citrawangan, dan Derawan Kalimantan Timur.Kemudian, tahun 2011, Dahlan Iskan mengeluarkan pengumuman akan merencanakan pembangunan yang sama di seratus pulau pada tahun 2011, namun kebijakan ini sepertinya tak semuanya berhasil dilakukan. Karir Dahlan Iskan semakin meningkat. Kinerja di PLN membuat namanya harum hingga diangkat oleh SBY jadi Menteri BUMN.

Waktu itu, banyak orang menyaksikan ia terisak dan terharu mendengar dirinya dipilih dan dipanggil menjadi Menteri BUMN. Waktu itu, ia mengaku masih berat meninggalkan PLN, sebab kebijakan seratus pembangunan PLTS belum terlaksana secara maksimal, ia mengaku sedang berada di puncak semangat untuk melakukan perombakan penuh pada tubuh PLN. 

Walaupun begitu, Dahlan tetap memenuhi panggilan menjadi Menteri BUMN. Selama menjabat sebagai menteri, tercatat Dahlan melaksanakan beberapa program. Program rancangannya bersama staf antara lain melakukan restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha.

Selama menjadi Menteri BUMN, kinerja Dahlan Iskan menuai banyak sorotan. Seperti misalnya ketika Dahlan gagal membawa lima perusahaan BUMN melepas saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa. Banyak kalangan mengatakan Dahlan Iskan kurang mampu menangani nilai saham BUMN di lantai bursa. Meskipun begitu, Dahlan dipuji dinilai bersih dari praktik korupsi.

Salah satu hal yang menarik perhatian banyak orang termasuk masyarakat sipil ialah program Dahlan dalam mendukung mobil listrik nasional. Untuk menyatakan dukungan ini secara lebih konkrit, Dahlan sempat mengendari mobil listrik merk Tucixi buatan anak negeri. 

Sayangnya, Dahlan beserta mobil tersebut mengalami kecelakaan pada tanggal 5 Januari 2013. Ia mengalami kecelakaan saat berkendara dengan mobil itu di kawasan Tawangmangu, Jawa Timur. Dalam kecelakaan itu, Dahlan Iskan selamat, tetapi mobilnya rusak parah. Walaupun begitu, Dahlan tidak kapok, dia tidak mundur dalam usaha mengembangkan mobil listrik. 

Setelah mobil listrik generasi pertama Tuxuci rusak, Dahlan Iskan kembali mengembangkan mobil listrik generasi kedua bersama Putra Petir. Mobil generasi kedua ini ia bawa untuk dipertunjukkan di KTT APEC di Bali. Mobil listrik generasi kedua yang berhasil diciptakannya bersama Putra Petir meliputi jenis mobil-mobil sport, bus, minibus, dan lain-lain, di antaranya Selo, Arimbi dan Gendhis.

Kepopuleran Dahlan yang semakin meningkat membuat banyak kalangan memprediksikan dia akan maju jadi bakal calon presiden di Pilpres 2014. Dan benar saja, pada tahun 2013, Dahlan maju di konvensi calon presiden Partai Demokrat. Namun upayanya itu gagal karena Demokrat tak bisa mengusung Capres karena suara Pemilu Legislatif yang seret. 

Usai Pilpres namanya kian tenggelam. Dia memilih menghabiskan masa tuanya dengan keluarga. Kabar mengejutkan datang mengenai Dahlan pada 5 Juni 2015 saat Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta menetapkannya sebagai tersangka dalam korupsi pembangunan 21 gardu listrik induk Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Korupsi diduga dilakukan selama ia menjabat sebagai Direktur Utama PLN.

Dalam kasus ini, Dahlan Iskan sempat diperiksa sebagai saksi lalu dinaikkan statusnya menjadi tersangka. Proyek gardu ini senilai dengan uang sebesar Rp 1,063 triliun. Tindak pidana ini telah merugikan negara sebesar Rp 33,2 miliar.

Selain Dahlan Iskan, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta sudah mengumumkan 15 tersangka lain terkait kasus tersebut. Untuk mempertanggungjawabkan masalah ini, Dahlan Iskan membuat klarifikasi melalui situs web gardudahlan.com. Status tersangka itu akhirnya dicabut setelah Dahlan menang saat mengajukan proses pra-peradilan.

Tokoh Lainnya

Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan