tirto.id - Penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro masih mengusut kasus dugaan penyelewengan dana Kemah dan Apel Pemuda Islam Indonesia 2017.
Dalam upaya pengungkapan kasus, penyidik telah mengkonfrontasikan beberapa keterangan saksi.
“Beberapa saksi sudah kami periksa dan sudah dilakukan konfrontasi. Tujuannya agar kronologi dugaan penyelewengan dana itu dapat tergambar dari awal hingga akhir,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol, Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Kamis (28/2/2019).
Argo enggan menjelaskan siapa saja saksi yang telah dikonfrontasikan. “Ada beberapa saksi dari pemeriksaan, tapi saya tidak bisa menyampaikan beberapa saksi,” sambung dia.
Kasus soal dana ini mencuat menyusul langkah polisi yang memeriksa mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai saksi terkait dugaan penyelewengan dana kegiatan itu.
Polisi menduga anggaran itu tidak dipergunakan seluruhnya, Argo menyatakan kurang dari separuh anggaran ada data fiktif.
“Dari hasil pemeriksaan awal, memang ada dugaan anggaran sekitar Rp2 miliar yang tidak digunakan sepenuhnya, diduga kurang dari separuh anggaran ada data fiktif dalam penggunanya,” kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (26/11/2018).
“Ada norma-norma keuangan yang mengatur. Kelebihan satu rupiah pun harus dipertanggungjawabkan karena itu uang rakyat. Kalau ada kelebihan, dikembalikan. Jangan membuat suatu data yang fiktif,” lanjut Argo.
Acara yang bertema ‘Pemuda Hebat Jaga Bumi’ ini diikuti sekitar 20 ribu dari Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam), GP Ansor, Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) dan organisasi kepemudaan lainnya, berlangsung pada 16-17 Desember 2017 di area Candi Prambanan, Yogyakarta.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Zakki Amali
