Masuk tirto.id
tirto.id - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) cum Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menjamin aksi demonstrasi yang dilakukan oleh buruh akan berjalan dengan damai dan kondusif. Sebab, kata dia, demo hari ini adalah aksi yang bertujuan menyampaikan aspirasi kepada DPR RI.
"Aksi hari ini aksi damai, tertib tidak ada kekerasan. Kami akan menjaga aksi ini kondusif karena ini adalah aksi aspirasi menyampaikan di DPR RI tuntutannya ada enam isu," ujar Said kepada wartawan di depan Gedung DPR RI, Kamis (28/8/2025).
Dalam aksi ini, disebut Said akan bergabung kurang lebih 74 elemen gerakan buruh dan gerakan rakyat termasuk serikat petani. Selain itu, dia juga mendapat kabar bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia alias BEM SI serta BEM lainnya akan turut hadir untuk melakukan aksi.
"Kami mendapatkan kabar juga kawan-kawan BEM seluruh Indonesia dan juga gerakan-gerakan BEM mahasiswa lainnya dan beberapa elemen lagi akan hadir di DPR RI pada pukul sekitar di antara jam 10 atau sampai dengan jam 11," tutur Said
Meskipun mahasiswa juga akan bergabung, Said menjamin bahwa demo akan berjalan tanpa kericuhan. Dia menyebut hal ini sebab dirinya berencana melakukan dialog dengan para mahasiswa yang datang.
"Nanti kawan-kawan mahasiswa yang datang. Kita akan dialog. Mari kita aksi bersama. Tapi jangan kekerasan. Jangan ada kericuhan," katanya.
Menurut Said, ini bukan aksi yang pertama kali dilalui oleh buruh. Pihaknya bahkan siap melakukan mogok nasional apabila aspirasinya tak dipertimbangkan.
"Tapi kami ingin kondusivitas tadi. Aksi hari ini aksi awalan. Kita akan sampaikan," tegas Said.
Said juga akan menyampaikan pada peserta aksi untuk menghindari provokasi baik dari peserta aksi maupun aparat keamanan. Dia menyebut hal itu bahkan sudah dikoordinasikan dengan aparat kepolisian.
"Jangan paksa kami melumpuhkan ekonomi. Karena kami cinta Presiden Prabowo. Sepanjang apa yang dipidatokan. Apa yang dinarasikan, dijalankan oleh para pembantu-pembantu," tutur Said
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
