Enam puluh tahun lalu, Marto Setomo merelakan rumahnya dijadikan markas bagi para code man, para penulis kode rahasia informasi negara. Rumah itu berdiri di lereng pegunungan Menoreh—30 km ke arah barat dari pusat Yogyakarta. Di rumah itulah, Letnan Kolonel Dr Rubiono, kepala Dinas Code, memerintahkan anak buahnya untuk memantau perkembangan republik ketika Yogyakarta jatuh akibat Agresi Militer Belanda II, 19 Desember 1948.