tirto.id - Direktur Riset Populi Center Usep S. Ahyar menilai, meskipun capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf unggul di beberapa lembaga survei, namun belum tentu bisa memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Pasalnya, kata Usep, angka hasil survei tersebut masih berada di bawah 60 persen. Apalagi, Usep menyebut masih ada undicided voters (pemilih yang ragu-ragu) dan swing voters (pemilih yang berubah) yang sementara ini memilih Jokowi-Ma'ruf, namun masih bisa berubah pilihan.
"Ya sebenarnya kalau dikatakan sudah selesai saya kira ya belum dong, buktinya kan belum [Jokowi-Ma'ruf menang Pilpres]," ujarnya kepada Tirto, Selasa (5/3/2019).
Usep menjelaskan, Jokowi-Ma'ruf memiliki modal yang cukup kuat ketika berhadapan dengan Prabowo-Sandiaga karena merupakan petahana.
Apalagi, seiring berjalannya waktu, banyak responden yang merasa puas terhadap kinerja petahana sehingga mampu mendongkrak elektabilitas. Apabila ingin menang, kata Usep, Jokowi-Ma'ruf harus menjaga momentum tersebut.
"Artinya kan sudah aman atau tidak, saya kira dijaga ya momentumnya, dijaga pemilih-pemilihnya [swing voters] agar tidak berpindah. Karena potensi itu [berubah pilihan] masih tetap ada," kata Usep.
Di sisi lain, ia juga menyarankan pasangan Prabowo-Sandiaga untuk bekerja lebih keras lagi guna merebut swing voters dari Jokowi-Ma'ruf.
"Misalnya pemilih-pemilih Jokowi masih ada angka swing voters-nya yang masih mungkin berubah. Ya gimana tinggal kegigihan dari tim Prabowo untuk memindahkan itu. Ini ya situasi tetap politik masih mungkin saja berubah," pungkasnya.
Meskipun peta politik menjelang Pilpres masih bisa berubah, Usep menuturkan Jokowi-Ma'ruf memiliki potensi besar untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Yang namanya peta politik kan masih mungkin berubah. Cuma dari elektabilitas dari hasil survei itu, potensi Pak Jokowi untuk memenangkan lebih besar," terangnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto
