tirto.id - Memasuki Ramadan yakni 23 April – 23 Mei 2020, Kementerian Perdagangan mencatat stok daging sapi yang tersedia berada di angka 36 ribu ton. Stok ini merupakan gabungan dari seluruh asosiasi dan Bulog yang masih memegang pasokan daging sapi.
“Ada 36 ribu ton stok daging di pelaku usaha,” ucap Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto dalam rapat dengar pendapat virtual Komisi VI DPR RI, Kamis (23/4/2020).
Dari 36 ribu ton itu, mayoritasnya dipegang oleh Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) sebanyak 30 ribu ton. Lalu 3.800 ton dimiliki oleh Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia (Aspidi). Importir selain Aspidi memiliki stok 2.200 ton.
Sementara Bulog hanya memegang 106,78 ton. Terdiri dari daging sapi beku sebanyak 13 ton dan daging kerbau beku 93,78 ton.
Sementara itu, menurut data Kementan, kebutuhan daging sapi Indonesia selama setahun mencapai 600-700 ribu ton dan produksi selama setahun berada di kisaran 400 ribu ton. Rata-rata konsumsi daging sapi per tahun pun setidaknya bisa mencapai 50 ribu ton.
Adapun untuk mengantisipasi kebutuhan beberapa bulan ke depan, Kemendag telah berupaya menambah stok melalui penugasan kepada 3 BUMN sebanyak 170 ribu ton. Bulog memperoleh kuota 100 ribu ton, Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) mencapai 20 ribu ton, dan Berdikari mencapai 50 ribu ton.
Hingga saat ini ia menuturkan SPI bagi BUMN yang memperoleh penugasan sudah diterbitkan. SPI bagi PT Berdikari dan PT PPI sudah terbit pada 22 April 2020. Asal negara impor adalah India.
Lalu ada juga penerbitan SPI 22 April 2020 untuk untuk impor daging sapi dari Brasil atau Argentina kepada PT PPI dan Berdikari. Total alokasinya 20 ribu ton di luar penugasan sebelumnya sebanyak 170 ribu ton.
Adapun dalam catatannya, harga daging sapi menurutnya berada di kisaran stabil. Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), daging sapi dijual dengan harga rata-rata Rp119 ribu per kg.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz
