tirto.id - Iwan Budianto secara resmi mundur dari jabatannya sebagai CEO Arema FC pada Senin (21/1/2019). Hal ini dilakukannya demi menghindari kecurigaan terkait posisinya saat ini di PSSI.
Kendati tak lagi menjabat sebagai orang penting di Arema, Iwan tetap percaya bahwa tim yang berdiri pada 1987 tersebut tetap mampu menjalankan pengelolaan sesuai program yang ada. Pasalnya, menurut Iwan, para individu yang berada di klub tersebut merupakan sosok-sosok profesional.
“Keputusan ini agar tidak ada lagi orang yang tidak sengaja melakukan fitnah terhadap saya dan Arema. Saya yakin Arema FC adalah tim profesional yang mampu menjalankan pengelolaan sesuai program yang ada. Karena orang-orang di Arema adalah orang profesional di bidang sepakbola modern,” ungkap Iwan dilansir Instagram resmi klub.
Selain itu, keputusan yang diambil mantan manajer Persik Kediri itu juga sebagai bentuk integritas agar tak ada lagi fitnah. Lebih lanjut, Iwan menyebut bahwa mundurnya ia dari jabatannya di Arema supaya tidak menimbulkan kecurigaan antara jabatannya di PSSI dan klub. Oleh karena itu, hengkang dari kursi CEO Arema FC menjadi pilihan terbaik.
“Sikap ini saya ambil sebagai wujud integritas dan upaya tidak ada lagi hiruk pikuk orang yang secara tidak sengaja terseret berbuat dosa dengan melakukan fitnah, karena saya paham betul dinamika masyarakat berkembang pesat dan memunculkan perbedaan pendapat tentang kecurigaan aktivitas di PSSI dan klub,” katanya.
Lengsernya Iwan Budianto dari jabatannya sebagai CEO Arema berkaitan dengan pengunduran diri Edy Rahmayadi dari Ketua Umum PSSI, sehari sebelumnya, yakni pada Minggu (21/1/2019).
Joko Driyono yang sebelumnya menjabat wakil Ketua Umum otomatis naik sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum. Langkah ini sesuai dengan Pasal 40 Statuta PSSI mengenai Ketua Umum.
Hal itu berpengaruh pada posisi Iwan Budianto yang sebelumnya menjabat sebagai kepala staf PSSI. Kini posisi Iwan naik menjadi wakil Ketua Umum PSSI.
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Hendi Abdurahman
