tirto.id - Bank Indonesia (BI) menerbitkan instrumen operasi moneter (OM) valas yang baru untuk mengamankan Devisa Hasil Ekspor (DHE) di dalam negeri. Kebijakan ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta BI untuk membuat kebijakan yang dapat menahan dolar devisa hasil ekspor lebih lama di dalam negeri.
"Kami yakini ini akan semakin meningkatkan pasokan valas dalam negeri kemudian dukung stabilitas ekonomi makro dan dukung pemulihan ekonomi nasional dan likuiditas perbankan akan tambah baik serta memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah,” ucap Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG BI, di Jakarta, Kamis (22/12/2022).
Melalui instrumen operasi moneter valas, BI akan memberikan imbal hasil yang kompetitif berdasarkan mekanisme pasar yang transparan disertai pemberian insentif kepada bank.
Sebagaimana diketahui, selama ini masih banyak eksportir lebih betah menyimpan DHE-nya dalam bentuk dolar di perbankan luar negeri. Hal itu karena imbal hasil yang diberikan sangat menarik.
Atas dasar itu, instrumen operasi moneter valas yang baru dilakukan dengan imbal hasil yang lebih kompetitif, berdasarkan mekanisme pasar yang transparan disertai dengan pemberian insentif kepada bank.
“DHE SDA eksportir simpan di perbankan, dan perbankan bisa kemudian pass on atau teruskan ke BI dengan mekansime pasar dan suku bunga imbal hasil yang menarik. Sehinga DHE SDA dapat lebih lama bertahan di perbankan dalam negeri satu sampai tiap bulan,” ucapnya.
Nantinya BI akan turut menawarkan ke seluruh perbankan dan eksportir terkait instrumen baru ini. Karena imbal hasil yang akan diperoleh oleh perbankan di pass on dengan term deposit valas akan cukup menarik.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang
