tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku tidak ingin berandai-andai terkait sosok yang akan menduduki posisi wakil gubernur. Adapun jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta memang masih kosong semenjak Sandiaga Uno mundur pada 9 Agustus lalu guna maju ke kontestasi politik tahun depan sebagai calon wakil presiden.
Anies mengatakan dirinya masih akan menunggu kesepakatan antara dua partai pengusungnya, yakni PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dan Partai Gerindra.
“Jangan berandai-andai, menurut saya tunggu sampai mereka ada kesepakatan,” kata Anies saat ditemui di Lapangan Monas, Jakarta pada Rabu (19/9/2018).
Ia pun enggan berkomentar banyak mengenai sosok Muhammad Taufik yang disebut-sebut bakal diajukan Partai Gerindra untuk mendampinginya. Anies pun lantas memilih tak berkomentar saat disinggung mengenai sosok Taufik yang merupakan eks narapidana kasus korupsi.
Menurut Anies, dirinya bakal menyerahkan diskusi ihwal pengganti Sandiaga kepada PKS dengan Partai Gerindra. “Kursi wakil gubernur itu diusulkan oleh dua partai pengusung, bukan oleh satu partai saja. Partai pengusung itu ada dua, yakni PKS dan Gerindra,” ucap Anies.
“Karena itu, dua nama [wakil gubernur] itu nantinya yang dikirimkan PKS dan Gerindra. Isi kesepakatannya apa, antar mereka yang menyusun,” tambah Anies.
Keputusan Presiden (Keppres) yang menghentikan Sandiaga sudah diterima Anies sejak Senin (17/9/2018) kemarin. Oleh karena itu, baik PKS dan Partai Gerindra telah melakukan ancang-ancang untuk segera mengajukan nama wakil gubernur ke DPRD DKI Jakarta.
Apabila Partai Gerindra berpotensi kuat mengusung Taufik, sejumlah nama kader PKS telah disebut-sebut bakal diajukan. Beberapa nama dari PKS yang santer terdengar di antaranya seperti Ahmad Syaikhu, Agung Yulianto, Mardani Ali Sera, dan Nurmansjah Lubis.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto
