tirto.id - Tirto.id dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) menandatangani perjanjian kerja sama dalam program bernama Inception pada Jumat, 15 Desember 2023, di Ruang Dekanat FISIPOL UGM.
Kerja sama ini berupa produksi konten dan pelatihan penulisan populer yang akan dilaksanakan mulai tahun 2024.
“Kemungkinan banyak aktivitas yang bisa kita kembangkan khususnya untuk jurnalisme anak-anak muda,” ujar Dekan FISIPOL UGM Wawan Mas’udi di sela-sela penandatanganan kerja sama.
Kolaborasi ini diharapkan dapat semakin mempopulerkan hasil-hasil riset sosial kepada publik melalui pendekatan jurnalisme.
Wawan menyebut Fisipol UGM sendiri setiap tahunnya memiliki minimal 50 judul riset internal yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, bahkan kolaborasi antara mahasiswa dan dosen.
“Topiknya kan banyak, dari topik-topik riset itu bisa ditulis secara lebih populer, karena isunya sendiri ya seputar isu-isu sosial yang elaborated,” ujarnya menjelaskan.
Menanggapi hal itu, Pemimpin Redaksi tirto.id Rachmadin Ismail mengaku siap membantu untuk mempopulerkan riset akademik.
“Kami akan bantu untuk training, sekaligus nanti untuk tim risetnya juga,” ucap Rachmadin.
Hal ini seiring dengan visi tirto.id ke depan untuk melawan misinformasi dan miskonsepsi yang menyebar di masyarakat melalui jurnalisme presisi dan penulisan populer.
Dalam rangka penandatanganan kerja sama ini, tirto.id dan FISIPOL UGM secara resmi meluncurkan program bernama Inception. Peluncuran program ini dilaksanakan di Ruang Seminar Timur FISIPOL UGM di hari yang sama.
Peluncuran program kerja sama ini didukung juga oleh Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika (Ditjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia.
Hadir dalam acara peluncuran program Inception bertajuk “Literasi Digital Melalui Jurnalisme Berkualitas” ini Rachmadin Ismail selaku Pemimpin Redaksi tirto.id, Direktur Pemberdayaan Informatika Ditjen Aptika Kominfo Slamet Santoso, dan peneliti di Institute of International Studies UGM, Ni Made Diah Hapsari.
Dukungan Ditjen Aptika Kominfo ini seiring dengan visi Kominfo untuk mengampanyekan literasi digital. Sebab, berdasarkan riset Kominfo tahun 2021, skor Indeks Literasi Digital Indonesia sebesar 3,54. Dalam riset tersebut ditemukan juga bahwa hanya 32% masyarakat merasa yakin dapat mengidentifikasi isu hoaks.
Maraknya misinformasi, disinformasi, dan malinformasi dikhawatirkan akan meningkat di tengah situasi pemilu. Karenanya, untuk menjawab tantangan ini, penting dilaksanakan kampanye berkelanjutan, pelatihan, dan produksi konten yang mampu melawan narasi hoaks di masyarakat.
Sinergi antara media massa, pemerintah, dan pakar menjadi penting dilaksanakan untuk menjawab sejumlah masalah mulai dari regulasi terkait penyebaran informasi palsu, produksi konten dan narasi dalam melawan misinformasi, hingga bagaimana amplifikasi isu dan edukasi literasi digital kepada masyarakat.
Editor: Iswara N Raditya
