tirto.id - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI saat ini tengah menyusun jawaban terkait gugatan Pemilu 2019 yang diduga terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).
Hal itu disampaikan Anggota Bawaslu Rahmat Bagja saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (29/5/2019) pagi.
Bagja berharap, lembaganya bisa memberikan jawaban-jawaban terkait dugaan kecurangan TSM untuk disampaikan pada persidangan gugatan hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Mohon doanya, semoga kami bisa menjawab pertanyaan nanti di MK," ucap Bagja.
Bagja mengaku kaget saat 22 Mei lalu lembaganya tiba-tiba menjadi sasaran Aksi yang berujung rusuh. Padahal, informasi awal yang didapatnya massa akan menjadikan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai tujuan lokasi aksi menuntut menolak rekapitulasi hasil Pemilu 2019 tingkat nasional.
"Tidak disangka-sangka demonya rencananya di KPU, ini malah di depan Bawaslu. Kita bengong juga, kok demonya di Bawaslu ramai-ramai," ujar Bagja.
Bagja melihat tuntutan massa yang tadinya tak terima dengan aspek kuantitatif dari hasil rekapitulasi untuk Pilpres 2019, ternyata berubah menjadi ke aspek kualitatifnya.
Para pendemo ini menuntut Bawaslu untuk tegas menindaklanjuti kecurangan-kecurangan Pemilu 2019 yang terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif.
"Kalau masalah kuantitas memang ke KPU, tapi permasalahan kualitas hasil pemilu seperti dugaan TSM pasti ke Bawaslu," tukas Bagja.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
