tirto.id - CEO PSIS, Yoyok Sukawi mengucapkan rasa syukurnya lantaran berhasil membawa gelandang timnas Indonesia yang juga mantan pemain Mitra Kukar, Septian David Maulana bergabung bersama Mahesa Jenar. Pemain berusia 22 tahun tersebut resmi berseragam PSIS untuk kompetisi musim 2019.
“Alhamdulillah, kita sukses membawa kembali ‘wonderkid’ ke rumah. Saya akui tidak mudah, namun Septian David Maulana anak yang baik, punya keinginan kuat untuk pulang,” ujar Yoyok sebagaimana dikutip situs resmi klub, Senin (21/1/2019).
Hal senada diungkapkan Septian David. Dirinya merasa senang dan bersyukur karena akhirnya dapat bergabung bersama tim kota kelahirannya.
Bergabungnya Septian David bersama skuat asuhan Jafri Sastra tersebut membuat pemain kelahiran Semarang, 2 September 1996 itu seperti mimpi. Pasalnya, PSIS merupakan tim idolanya sejak kecil dan kini harapan itu bisa terwujud.
“Alhamdulillah, pastinya senang. Siapa sih yang enggak senang membela tim dari kota kelahirannya? Semua orang pasti menginginkan main di kota kelahirannya termasuk saya sendiri. Akhirnya saya bisa bermain di Semarang yang dulunya saya hanya bisa nonton PSIS di tribun, sekarang bisa bermain untuk PSIS,” ucapnya.
Selain itu, alasan lain yang membuat Septian David menerima tawaran untuk berseragam PSIS yakni dukungan dari para suporter. Ia pun memiliki tekad untuk memberikan prestasi yang lebih baik untuk Mahesa Jenar.
“Saya sangat berterima kasih kepada semua suporter Semarang. Salah satunya saya ingin bermain di PSIS juga karena suporternya. Pastinya saya ingin bawa PSIS lebih berprestasi dari tahun kemarin,” beber Septian David.
Bersama Mitra Kukar musim lalu, Septian David menjadi gelandang muda yang diandalkan. Hal itu terlihat dari jumlah penampilannya yang mencapai 21 kali dengan torehan 6 gol dan tiga assist.
Sementara bersama timnas, dirinya ikut serta menjadi bagian di dua ajang bergengsi pada 2018 yakni Asian Games dan Piala AFF. Pada Asian Games, ia bermain sebanyak tiga kali sedangkan di Piala AFF dirinya mencatatkan dua kali penampilan.
Editor: Hendi Abdurahman
