Sebanyak 8 saksi yang diperiksa adalah pekerja dari pengelola videotron yakni PT Transito Adiman Jati, sementara 2 saksi lainnya adalah warga yang menyaksikan penayangan konten dewasa tersebut di lokasi kejadian.
Sebagian YouTubers asal Indonesia dinilai menampilkan materi-materi yang negatif mulai dari bicara kotor hingga vulgar, bahkan unsur pornografi. Ironisnya, mereka justru memiliki banyak penonton dan pengikut.