tirto.id - Wakil Wali (Wawali) Kerajaan Galuh Ciamis, Raden Rasich Hanif Radinal, meninggal dunia, pada Kamis (12/9/2024). Rasich wafat di tengah-tengah proses penyitaan retoran dan rumah miliknya oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
Peristiwa meninggalnya Rasich Hanif menyita perhatian publik. Pasalnya, Rasich wafat ketika menghalangi petugas juru sita dan kepolisian yang ingin menyita propertinya.
Kejadian tersebut berlangsung di depan restoran milik Rasich, yaitu Sedjuk Bakmi & Kopi berlokasi di wilayah Jalan Lebak Bulus III, Nomor 15, Cilandak, Jakarta Selatan. Lokasi restoran Rasich dekat dengan kediaman mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Video detik-detik Rasich kehilangan kesadaran sebelum meninggal terekam siaran stasiun televisi Metro TV, edisi Kamis, 12 September 2024, dan viral di media sosial. Berdasarkan video tersebut, tampak proses eksekusi restoran Rasich menjadi ricuh.
Rasich yang mengenakan pakaian abu-abu tampak pucat dan kehilangan kesadaran saat petugas kepolisian memaksa masuk ke dalam restorannya. Ia kemudian dibopong oleh seorang juru sita dari PN Jakarta Selatan untuk ditenangkan.
Kondisi Rasich kemudian dikabarkan tak sadarkan diri dan membuatnya segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, yaitu RS Mayapada. Ia dinyatakan meninggal dunia tidak lama kemudian.
Profil Raden Rasich Hanif Radinal Mochtar
Raden Rasich Hanif Radinal adalah pengusaha keturunan bangsawan Kerajaan Galuh Ciamis. Ia merupakan anak ke-4 dari pasangan H. Radinal Mochtar dan Ny. H. Oepin.
Radinal Mochtar, ayah Rasich Hanif, adalah mantan Menteri Pekerjaan Umum RI yang menjabat di era Presiden Soeharto. Rasich Hanif menikah dengan Connie dan menganut agama Islam.
Mengutip Instagram Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis, Rasich Hanif saat ini dikenal sebagai Wawali Kerajaan Galuh Ciamis. Kerajaan Galuh adalah kerjaan kuno yang berkuasa di Jawa Barat pada abad ke-8 hingga ke-16 Masehi.
Kerajaan Galuh merupakan salah satu pecahan Kerajaan Tarumanegara, selain Kerajaan Sunda. Setelah Kerajaan Galuh tak lagi berkuasa, namun keturunan raja-rajanya masih punya pengaruh dan dihormati di Jawa Barat, khususnya di wilayah Ciamis.
Rasich Hanif bergabung dengan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) dan menjadi pengurus. Melansir situs Mahkamah Konstitusi (MK), FSKN adalah organisasi yang menghimpun kalangan raja, sultan, pemangku adat, dan istilah lainnya dari berbagai kraton di Indonesia.
Rasich Hanif ditunjuk menjadi Sekretaris Umum DPP FSKN. Sembari menjalani kegiatannya di FSKN, Rasich juga menjalani beberapa usaha. Salah satu usahanya adalah mendirikan restoran bakmi bernama Sedjuk Bakmi dan Kopi.
Restoran Sedjuk Rasich memiliki 15 cabang yang tersebar di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, Solo, Salatiga, hingga Malang. Sayangnya, salah satu cabang restorannya di Jakarta mengalami sengketa beberapa waktu lalu.
Hal ini diungkapkan oleh manajemen restoran yang menyebut adanya "situasi darurat di luar kuasa". Kondisi ini memaksa restoran yang berlokasi dekat kediaman Anies Baswedan itu berhenti beroperasi.
"Sehubung dengan situasi yang sedang berlangsung, untuk sementara berikut informasi yang dapat kami sampaikan. Terima kasih Cilandak, semoga semesta selalu berpihak," tulis manajemen Sedjuk, melalui Instagram @Sedjuk.bakmidankopi, Kamis (11/9/2024).
Selain menyita restoran, PN Jakarta Selatan juga melakukan penyitaan terhadap rumah Rasich. Label restoran Sedjuk yang dimiliki oleh Rasich Hanif tercatat memiliki bisnis di bidang lain, termasuk pembuatan konten hingga arsitektur.
Rasich Hanif meninggal dunia di usia 70 tahun. Ia meninggal saat mempertahankan propertinya dari sitaan PN Jaksel. Kabar meninggalnya Rasich mendapat perhatian dari banyak pihak, termasuk Pemkab Ciamis.
Editor: Iswara N Raditya
