tirto.id - Kota Pontianak merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat.
Kota yang dilintasi garis khatulistiwa ini memiliki keindahan alam dan budayanya. Salah satu keindahan Kota Pontianak yang paling terkenal adalah Sungai Kapuas.
Sejarah Kota Pontianak
Kota Pontianak didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada 23 Oktober 1771 M (24 Rajab 1181 H).
Dilansir dari laman Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kota Pontianak, awalnya rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie yang membuka hutan di pertigaan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal.
Tak butuh waktu lama, Kota Pontianak menjadi Kota Perdagangan dan Pelabuhan kala itu.
Hal ini disebabkan letak Kota Pontianak yang dinilai cukup strategis karena dilalui oleh dua buah sungai besar yaitu sungai Kapuas dan Sungai Landak. Tak heran masyarakat Pontianak menjadikan lambang Kota Pontianak adalah kedua sungai tersebut.
Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak yang pertama pada tahun 1192 H.
Letak pusat pemerintahan Kota Pontianak bertempat di Masjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah.
Berikut ini merupakan Sultan yang pernah memegang Pemerintahan Kesultanan Pontianak:
• Syarif Abdurrahman Alkadrie (1771 - 1808)
• Syarif Kasim Alkadrie (1808 - 1819)
• Syarif Osman Alkadrie (1819 - 1855)
• Syarif Hamid Alkadrie (1855 - 1944)
• Syarif Yusuf Alkadrie (1872 - 1895)
• Syarif Muhammad Alkadrie (1895 - 1944)
• Syarif Thaha Alkadrie (1944 - 1945)
• Syarif Hamid Alkadrie (1945 - 1950)
Letak Geografis Kota Pontianak
Kota Pontianak terletak di pulau Kalimantan. Kota Pontianak menjadi ibu kota Provinsi Kalimantan Barat.
Luas wilayah Kota Pontianak sekitar 118,31 km2. Kota Pontianak memiliki ketinggian sekitar 0,1 - 1,5 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Kota Pontianak juga dilalui oleh garis khatulistiwa yang terletak pada 0002'24 Lintang Utara (LU) - 0005'37" Lintang Selatan (LS) dan 109016'25" - 109023'04" Bujur Timur (BT).
Selain dikenal dengan sebutan Kota Khatulistiwa, Kota Pontianak juga memiliki sungai terpanjang di Indonesia, demikian seperti dikutip dari laman Dispersip Kabupaten Kampar.
Sungai Kapuas merupakan salah satu sungai terpanjang di Indonesia yang membelah kota Pontianak. Sungai ini memiliki panjang sekitar 1.143 km dengan lebar sekitar 70-150 m.
Peta Wilayah Kota Pontianak
Wilayah Kota Pontianak dibagi menjadi 6 kecamatan yaitu Pontianak Barat, Pontianak Timur, Pontianak Selatan, Pontianak Utara, Pontianak Tenggara dan Pontianak Kota.
Total keseluruhan jumlah kelurahan di Kota Pontianak adalah 29 kelurahan.
Sementara luasan wilayah Kecamatan Pontianak Utara sebesar 34,5%, Kecamatan Pontianak Barat sebesar 15,25%, Kecamatan Pontianak Kota sebesar 14,39%, dan Kecamatan Pontianak Tenggara sebesar 13,75%.
Serta Kecamatan Pontianak Selatan sebesar 13,49% dan Kecamatan Pontianak Timur sebesar 8,14%.
Berikut ini merupakan batas wilayah administrasi Kota Pontianak:
- Batas Wilayah Bagian Selatan Kota Pontianak antara lain: Desa Sungai Raya, Kecamatan Sungai Raya dan Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya;
- Batas Wilayah Bagian Timur Kota Pontianak antara lain: Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya dan Desa Kuala Ambawang, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya;
- Batas Wilayah Bagian Barat Kota Pontianak antara lain: Desa Pal IX dan Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya;
- Batas Wilayah Bagian utara Kota Pontianak antara lain: Desa Wajok Hulu, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak dan Desa Mega Timur dan Desa Jawa Tengah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.
Iklim Kota Pontianak
Terletak di garis khatulistiwa, Kota Pontianak termasuk beriklim tropis dengan suhu sekitar 23,5 - 34,7 C.
Biasanya curah hujan di Kota Pontianak sekitar 3000-4000 mm per tahun. Sedangkan tekanan udara di Kota Pontianak sekitar 1011,0 milibar dengan rata-rata kecepatan angin sekitar 1,4 - 27,8 knot.
Dilansir dari laman PPID Kota Pontianak, kecepatan angin terbesar terjadi di bulan Desember yaitu sebesar 37 knot.
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Dhita Koesno
