tirto.id - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengklaim telah mendapatkan bantuan jet tempur dari beberapa negara Eropa untuk menghadapi perang melawan Rusia selama kunjungan 2 hari ke sejumlah negara Barat.
"Saya telah mendengarnya dari sejumlah pemimpin Eropa, kesiapan untuk memberi kami senjata dan dukungan yang diperlukan, termasuk pesawat," kata Zelenskyy di Brussels, Belgia, Kamis 9 Februari 2023, dalam pertemuan dengan 27 pemimpin Uni Eropa itu.
"Eropa akan bersama kami sampai kemenangan nanti," kata Zelenskyy seperti diberitakan Al-Jazeera.
"Saya menjalin hubungan bilateral sekarang, kami akan membawa jet tempur dan pesawat lainnya," tegasnya.
Kendati demikian, permintaan Zelenskyy itu tidak segera dikabulkan oleh sejumlah negara Eropa. Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyatakan belum saatnya untuk mengirim jet tempur ke Ukraina.
"Pesawat tempur tidak dapat dikirim dalam beberapa pekan mendatang," ujar Macron, dikutip AP News, dengan pertimbangan butuh pelatihan terlebih dahulu.
Prancis lebih memilih untuk mengirim peralatan artileri dan sistem rudal ketimbang bantuan berupa jet tempur.
Sementara Belanda tampak mengambil sikap lebih berhati-hati terkait keterlibatan jet tempur Eropa dalam perang Rusia-Ukraina. Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menganggap hal ini sebagai isu penting di tengah pro dan kontra.
"Anda harus benar-benar memastikan bahwa Anda tidak terlibat dalam konfrontasi langsung [...] antara Nato dengan Rusia," tegas Rutte.
Menanggapi rencana pengiriman jet tempur Eropa di medan perang Ukraina, Rusia lagi-lagi mengingatkan sejumlah negara Barat terkait resiko meningkatnya eskalasi perang di wilayah konflik tersebut.
"Kami menyesalkan hal ini dan menyatakan bahwa tindakan-tindakan negara tersebut mengarah pada eskalasi ketegangan di sekitar konflik, memperpanjang masalah, dan membuatnya lebih menyakitkan dan menyiksa Ukraina," beber Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin.
Update Perang Rusia-Ukraina Jumat, 10 Februari 2023
Russian News Agency melaporkan pada Jumat, 10 Februari 2023, pasukan Ukraina menembakkan 164 amunisi ke arah kawasan penduduk di Donetsk. Selama sehari terakhir, dua warga sipil disebutkan mengalami luka-luka di distrik Kirovsky, Makeyevk.
Pihak Rusia mengklaim bahwa tentara Ukraina menargetkan wilayah Donetsk, Makeyevka, Golmovsky, Mayorsk, Zaytsevo, Gorlovka, Novobakhmutovka, dan Shirokaya Balka dalam serangan kali ini.
"Di Donetsk, mereka melakukan 8 kali serangan penembakan dengan menggunakan MLRS (Multiple-Launch Rocket Systems). Di daerah Gorlovka, 22 serangan penembakan terjadi, yang melibatkan penggunaan meriam artileri 155mm, 152mm, dan 122mm serta mortir 120mm. Total 164 amunisi ditembakkan," tulis mereka via saluran Telegram.
Sementara CNN menyebutkan, Rusia masih meningkatkan serangan di wilayah Luhansk, dekat Kupyansk dan Lyman. Serhiy Hayday, Kepala Administrasi Militer wilayah Luhansk mengatakan serangan Rusia di Luhansk selama ini diklaim masih belum berhasil.
Selain di Luhansk, pertempuran sengit juga terjadi di Donetsk. Militer Ukraina melaporkan, pasukan Rusia melancarkan serangan pada Kamis (9/2), dengan tujuan merebut kendali penuh atas wilayah industri yang ada di Donbas.
"Eskalasi sedang berlangsung dan tujuan utamanya untuk merebut Donbas pada akhir Maret," ujar Andriy Yusov, juru bicara militer Ukraina, seperti disampaikan via AP News.
Tembakan pasukan Rusia itu menghajar sebuah taman kanak-kanak, rumah sakit, pusat kebudayaan, pabrik, serta gedung apartemen.
Di Provinsi Kharkiv, timur laut Ukraina, 23 kota dan desa menjadi sasaran serangan. Di kota perbatasan Vovchansk, 10 gedung apartemen telah rusak akibat pertempuran itu.
"Intensitas penembakan telah meningkat secara dramatis dan kami melihat aktivitas tentara Rusia di selatan, tengah dan utara wilayah tersebut. Rusia kembali secara aktif menggunakan pesawat tempur untuk menggempur kota-kota dan desa-desa kami," kata Pavlo Kyrylenko, Gubernur regional Donetsk.
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto
