tirto.id - Warga di Provinsi Liaoning, Tiongkok, China, diimbau agar mencari tempat berlindung setelah adanya fenomena aneh yang disebut-sebut sebagai “hujan cacing” yang berserakan di atas mobil hingga menumpuk di jalanan Liaoning pada Sabtu, 11 Maret 2023.
Seperti diberitakan outlookindia.com, sejumlah warga di Provinsi Liaoning pun banyak yang mengenakan payung untuk melindungi diri dari banyaknya makhluk atau benda mirip cacing turun dari langit.
Jurnal ilmiah Mother Nature Network kemudian memberikan penjelasan bahwa fenomena aneh yang disebut sebagai hujan cacing di China itu terjadi karena cacing-cacing itu tersapu oleh angin kencang yang kemudian secara mendadak jatuh di sejumlah titik.
Di samping itu, beberapa orang berpendapat bahwa benda atau makhluk yang berserakan di jalanan Liaoning itu bukanlah cacing, melainkan bunga poplar atau pohon tulip yang mekarnya menyerupai cacing tanah.
“Sesuatu yang jatuh dari pohon poplar pada musim semi bukanlah ulat, tetapi bunga-bunga dari pohon poplar. Ketika paku bunga poplar mulai berjatuhan, itu berarti bunga tersebut akan segera mekar,” tulis seorang pengguna Twitter.
Akan tetapi, sebagian lainnya ada yang berpendapat bahwa fenomena hujan cacing atau hujan ulat itu berkemungkinan dapat benar-benar terjadi sesuai pemberitaan yang tersebar.
"Memang jarang terjadi, tetapi bukan tidak mungkin cacing tanah jatuh dari langit saat hujan, sebuah fenomena yang disebut "hujan cacing tanah". Hal ini biasanya terjadi ketika kondisi cuaca tertentu terjadi, seperti angin kencang yang mengangkat cacing tanah dan membawanya ke awan, di mana mereka dapat terbawa jarak jauh sebelum jatuh kembali ke tanah bersama hujan," kata seorang pengguna.
Pada bulan Desember 2022 lalu, New York Post sempat melaporkan bahwa kejadian aneh serupa pernah terjadi pada saat iguana diyakini turun dari pohon di Florida karena suhu yang lebih dingin. Dalam laporan tersebut, fenomena aneh itu dapat terjadi ketika suhu turun, reptil menjadi kaku dan jatuh ke tanah.
Apa Penyebab Hujan Cacing di China?
Berdasarkan laporan nzherald.com, sejauh ini terkait penyebab hujan cacing masih dipertanyakan, sementara jurnal ilmiah Mother Nature Network menduga bahwa cacing-cacing tersebut bisa sampai menghujani provinsi Liaoning, China, karena tersapu angin kencang.
Beberapa waktu lalu, kejadian serupa sempat dilaporkan terjadi pada saat serangga terperangkap dalam pusaran air serta jadi menyebar akibat badai. Seperti halnya hujan cacing di China baru-baru ini.
Pada tahun 2015 lalu, ratusan cacing tanah dilaporkan sempat menghujani pegunungan di Norwegia. Cacing-cacing itu diperkirakan terangkat dari tanah oleh arus angin serta kemungkinan lainnya akibat tornado dahsyat.
Akan tetapi para ahli meteorologi menyatakan bahwa peristiwa tersebut ada kemungkinan bahwa cacing-cacing itu telah berada di atmosfer bagian atas atau disebut juga hampir seperti cacing luar angkasa, sehingga di suatu waktu akan turun ke bumi.
Namun berkaitan dengan fenomena hujan cacing di China, menurut sejumlah orang berpendapat bahwa benda yang jatuh di Provinsi Liaoning itu bukanlah cacing, melainkan bunga poplar atau pohon tulip yang pada saat mekar akan menyerupai seperti cacing.
“Ini bukan cacing atau hewan, tapi tangkai bunga (poplar) yang jatuh dari pohon,” ungkap seorang pengguna media sosial.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Dipna Videlia Putsanra
