tirto.id - Pimpinan rumah sakit menjelaskan penyebab pembangunan RSUD Koja mangkrak. Direktur RSUD Koja, Ida Bagus Nyoman Banjar mengakui sejak awal proyek itu menemui kendala.
Menurut Ida, pada awalnya, setelah pemenang proyek pembangunan RSUD Koja ditentukan lewat sistem lelang terbuka, ada persoalan terkait ketersediaan lahan.
"Ternyata dalam perjalanannya memang ada, satu kesiapan lahan, yang tempat dibangun itu, belum siap," kata Ida saat ditemui di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, pada Rabu (3/7/2019).
"Sehingga ketika kontrak [sudah] ditandatangani [tetapi pelaksana proyek] belum siap bekerja, itu sampai beberapa bulan. April [2018] tanda tangan kontrak, Agustus baru kerja. Sehingga waktu kerjanya cuma 5 bulan [pada 2018]," dia menambahkan.
Ketika kontrak awal pengerjaan proyek selesai pada 19 Desember 2018, kata Ida, pembangunan baru mencapai 30,1 persen.
"Jadi, belum selesai itu karena dia terlambat. Kami ngasih lahan, kasih ruang lagi untuk melanjutkan, kompensasi namanya. [pembangunan] Belum selesai juga di 19 Maret [2019]," ujar Ida.
Pada 19 Maret 2019, menurut Ida, proses pembangunan baru mencapai 53 persen. Oleh karena itu, Ida menilai permasalahan ada pada kinerja pelaksana proyek.
"Saya kasih lagi ruang untuk menggantikan lagi yang kedua, 90 hari lagi [untuk] dia menyelesaikan biar efektif dan efisien. Ternyata 17 Juni kemarin, saya evaluasi akhir kontraknya, belum selesai juga. [pembangunan] cuma 67,07 persen," kata Ida.
"Kan belum selesai, saya harus mengambil sikap secara peraturan kontrak itu. Tak ada lagi ruang, saya enggak berani, tidak mengambil risiko, saya berhentikan itu [pembangunan]," lanjutnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah meminta inspektorat untuk menginvestigasi penyebab pembangunan RSUD Koja mangkrak.
"Saya sempat lihat kondisinya, memang ada permasalahan di sana. Jadi, saya minta inspektorat untuk melakukan penyelidikan apa yang sesungguhnya terjadi," kata Anies pada 2 Juli kemarin.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Addi M Idhom
