tirto.id - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukman Edy menegaskan partainya bisa mendapat keuntungan tak langsung dari tertangkapnya Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal ini, kata dia, karena PKB dan PPP sama-sama partai berbasis agama Islam dan mencari pemilih yang berlatar belakang serupa.
"Kalaupun dapat keuntungan, saya kira tidak langsung," kata Lukman di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (19/3/2019) malam.
Namun, Lukman menegaskan pihaknya tak akan berupaya menjadikan kasus ini sebagai batu loncatan menarik pemilih PPP. Dia hanya menyatakan bahwa PKB selalu terbuka bagi pemilih PPP yang mencari alternatif.
"Kalau misalnya masyarakat tersinggung dengan Romi, masih ada PKB untuk menampung," tegasnya lagi.
Wakil Ketua Umum PPP Arwani Thomafi menyatakan, penangkapan ini justru membuat mesin partai dan pendukung PPP menjadi giat bekerja.
PPP versi Muktamar Jakarta atau kubu Djan Faridz misalnya. Menurut dia, PPP kubu Djan berkemungkinan masuk ke dalam PPP setelah Romahurmuziy diturunkan dari jabatan Ketua Umum PPP.
"Saya nggak tahu, apa karena dulu mereka berhadapan dengan Mas Romi, ketika Mas Rominya tidak lagi di DPP PPP, mereka mempunyai pemikiran lain, untuk bagaimana bareng-bareng membesarkan PPP," tegas Arwani di Matraman, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2019).
Arwani menegaskan, penangkapan Ketua Umum PPP tidak akan berpengaruh pada elektabilitas partai politik di pilpres 2019. Justru dengan hal ini, maka kader PPP akan lebih solid dan bekerja keras.
Dengan Suharso Monoarfa menempati jabatan pelaksana tugas Ketum, Arwani yakin PPP tetap akan melenggang ke parlemen.
"Kami masih percaya PPP akan lolos parlemen. Kyai, ulama, kader, santri turun gunung bahu membahu menangkan PPP," pungkasnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
