tirto.id - Presiden Joko Widodo memastikan kereta moda raya terpadu (MRT) Jakarta akan beroperasi secara komersial pada pekan depan.
Akhir pekan ini (24/32019), Jokowi akan meresmikan pengoperasian MRT Jakarta bersamaan dengan peletakan batu pertama atau ground breaking proyek MRT fase II.
"Nanti hari minggu [diresmikan], termasuk groundbreaking fase berikutnya untuk Selatan-Utara sekaligus kita ingin percepat Timur-Baratnya," kata Jokowi di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2019).
Meski demikian, hingga hari ini tarif atau harga tiket kereta MRT Jakarta belum ditentukan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemprov DKI bersama dengan DPRD DKI Jakarta masih membahas besaran tarif yang akan dibebankan ke penumpang.
Untuk sementara, yang telah disepakati oleh Pemprov DKI dan DPRD didasarkan pada jarak tempuh per-kilometer (km), bukan satu tarif sama rata (flat rate).
"Jadi misalnya tarif dari stasiun Blok M ke Setiabudi akan berbeda dengan tarif Blok M ke Bunderan Hotel Indonesia. Ada harga per jarak. Jadi tidak satu tarif," kata Anies pada kesempatan yang sama.
PT MRT Jakarta telah mengusulkan dua opsi tarif ke Pemprov DKI Jakarta, yakni Rp8.500/10 km dan Rp 10.500/10 km.
Usulan ini kemudian dibahas oleh komisi B dan Komisi C DPRD DKI. Pembahasan itu sekaligus untuk menentukan besaran subsidi yang akan diberikan. Tapi, angka subsidi masih belum disepakati.
Sejak 12 Maret lalu, kereta Ratangga MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI sudah diuji coba untuk publik. Trayek MRT Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 16 kilometer itu merupakan proyek fase pertama yang menelan biaya sekitar Rp16 triliun.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom
