Menuju konten utama

Mesiat Geni, Tolak Bala Dan Keharmonisan Semesta

Saat 'Perang Api' usai,  tak ada dendam di antara para peserta karena Mesiat Geni ini dilakukan untuk melestarikan tradisi dan  memupuk rasa persaudaraan.  (AP Photo/ Firdia Lisnawati)

Mesiat Geni, Tolak Bala Dan Keharmonisan Semesta
Sejumlah pemuda saling memukulkan api dari sabut kelapa saat tradisi "Mesiat Geni" - ANTARA FOTO/ Nyoman Hendra Wibowo
2022/10/10/ap22283502489866_ratio-16x9.jpg
Tradisi ini diyakini untuk melebur hal-hal negatif dan memohon keharmonisan. (AP Photo/ Firdia Lisnawati)
2022/10/10/ap22283503435910_ratio-16x9.jpg
Prosesi Mesiat Geni diawali dengan persembahyangan bersama diikuti tarian sakral lalu peserta mendapat anugerah air suci untuk memohon keselamatan sehingga tradisi dapat berjalan dengan lancar. (AP Photo/ Firdia Lisnawati)
2022/10/10/antarafoto-tradisi-perang-api-bali-101022-2_01_ratio-16x9.jpg
Meski para pemuda saling memukulkan sabut kelapa yang telah dibakar, tak pernah ada peserta yang  mengalami cedera atau luka. - ANTARA FOTO/ Nyoman Hendra Wibowo
2022/10/10/ap22283503185909_ratio-16x9.jpg
Saat 'Perang Api' usai,  tak ada dendam di antara para peserta. (AP Photo/ Firdia Lisnawati)
2022/10/10/antarafoto-tradisi-perang-api-bali-101022-1_01_ratio-16x9.jpg
Mesiat Geni ini dilakukan untuk melestarikan tradisi dan memupuk rasa persaudaraan. - ANTARA FOTO/ Nyoman Hendra Wibowo
Sejumlah pemuda melakukan tradisi 'Mesiat Geni' atau perang api pada Senin malam 10 Oktober 2022. Mereka saling memukulkan api dari sabut kelapa yang dibakar.

Mesiat Geni adalah tradisi tahunan yang digelar di Pura Dalam Kayangan, Desa Adat Tuban, Kuta, Badung, Bali sebagai upaya melebur hal-hal negatif, memupuk rasa persaudaraan dan memohon keharmonisan di alam semesta.

Tentunya tradisi ini juga diyakini sebagai penolak bala.

Yang unik adalah, meski para pemuda saling memukulkan sabut kelapa yang telah dibakar, tak pernah ada peserta yang mengalami cedera atau luka. - ANTARA FOTO/ Nyoman Hendra Wibowo
Baca juga artikel terkait TRADISI atau tulisan lainnya

Editor: R. Berto Wedhatama