Menjelang Hari Raya, para majikan di Jakarta mulai kerepotan karena sebagian besar pembantu rumah tangga (PRT) mudik ke kampung halaman. Para majikan tetap memilih untuk mencari pekerja rumah tangga sementara atau infal. Setiap tahun jelang lebaran, penyalur tenaga kerja pun kebanjiran permintaan.
Yayasan Bu Gito merupakan salah satu penyalur PRT yang menjadi tujuan masyarakat untuk mendapatkan PRT infal. Saat jelang lebaran, Yayasan Bu Gito bisa menyalurkan hingga 200 pekerja infal. Karena permintaan yang tinggi saat jelang lebaran, yayasan ini mematok harga khusus untuk jasa yang marak setiap tahun ini. Para majikan harus memberi gaji bersih kepada pembantu yang disalurkan oleh yayasan tersebut sebesar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu per hari. Rata-rata pembantu infal ini bekerja sampai 2 minggu.
Sebagian besar calon PRT infal ini berasal dari Jawa Barat, yaitu daerah Bandung, Indramayu, dan Cirebon. Selain itu, ada juga pekerja yang berasal dari Pandeglang, Banten, dan Lampung. Mereka menghabiskan lebaran dengan menjadi pembantu infal agar mendapatkan penghasilan tambahan. Suneli, calon PRT infal dari Indramayu mengatakan, ia rela jauh dari keluarga saat lebaran agar bisa memperoleh penghailan tmabahan untuk mendafarkan anaknya masuk SD bulan Juli tahun ini.
Para calon pembatu rata-rata menungguu hingga 3 hari untuk mendapatkan majikan. Mereka menunggu di Yayasan Bu Gito di ruangan belakang yang luasnya kira-kira 15 meter persegi. Yayasan Bu Gito tidak memungut biaya selama calon PRT infal ini menunggu untuk mendapatkan majikan.
FOTO: Andrey Gromico
Yayasan Bu Gito merupakan salah satu penyalur PRT yang menjadi tujuan masyarakat untuk mendapatkan PRT infal. Saat jelang lebaran, Yayasan Bu Gito bisa menyalurkan hingga 200 pekerja infal. Karena permintaan yang tinggi saat jelang lebaran, yayasan ini mematok harga khusus untuk jasa yang marak setiap tahun ini. Para majikan harus memberi gaji bersih kepada pembantu yang disalurkan oleh yayasan tersebut sebesar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu per hari. Rata-rata pembantu infal ini bekerja sampai 2 minggu.
Sebagian besar calon PRT infal ini berasal dari Jawa Barat, yaitu daerah Bandung, Indramayu, dan Cirebon. Selain itu, ada juga pekerja yang berasal dari Pandeglang, Banten, dan Lampung. Mereka menghabiskan lebaran dengan menjadi pembantu infal agar mendapatkan penghasilan tambahan. Suneli, calon PRT infal dari Indramayu mengatakan, ia rela jauh dari keluarga saat lebaran agar bisa memperoleh penghailan tmabahan untuk mendafarkan anaknya masuk SD bulan Juli tahun ini.
Para calon pembatu rata-rata menungguu hingga 3 hari untuk mendapatkan majikan. Mereka menunggu di Yayasan Bu Gito di ruangan belakang yang luasnya kira-kira 15 meter persegi. Yayasan Bu Gito tidak memungut biaya selama calon PRT infal ini menunggu untuk mendapatkan majikan.
FOTO: Andrey Gromico