Tempat & Tanggal Lahir
Jombang, Jawa Timur, Indonesia, 1 Januari 1970
Karir
- Ketua Umum Partai Komunis Indonesia (PKI) (1920)
Detail Tokoh
Semaoen adalah ketua umum Partai Komunis Indonesia yang pertama. Putra dari Prawiroatmodjo, pegawai rendahan di jawatan kereta api menempuh pendidikannya di Tweede Klas. Setelah lulus, Semaoen bekerja sebagai jurutulis di Staatsspoor (SS) Surabaya.
Semaoen memasuki dunia politik saat dia bergabung dengan Sarekat Islam (SI) afdeeling Surabaya pada 1914. Setahun kemudian, setelah bertemu dengan Sneevliet, Semaoen bergabung dengan ISDV afdeeling Surabaya dan VSTP.
Tahun 1916, Semaoen diangkat menjadi propagandis VSTP meninggalkan pekerjaannya di Staatsspoor dan pindah ke Semarang.
Di Semarang juga dia menjadi redaktur surat kabar VSTP berbahasa Melayu, dan Sinar Djawa-Sinar Hindia, koran Sarekat Islam Semarang. Tahun 1918 Semaoen diangkat menjadi dewan pimpinan di Sarekat Islam. Selama menjabat di SI, Semaoen banyak terlibat pemogokan buruh contohnya pemogokan buruh 300 pekerja industri furnitur di awal 1918. Tahun 1920 juga dia terlibat pemogokan besar-besaran di kalangan buruh industri cetak yang melibatkan SI Semarang.
Bersama dengan Alimin dan Darsono, Semaoen berhasil memperluas dan memperkuat gerakan komunisme di Hindia Belanda. Oleh karena itu hubungan Semaoen dengan SI menjadi renggang. Pada 23 Mei 1920, Semaoen mengganti ISDV menjadi Partai Komunis Hindia. Selang tujuh bulan, namanya diubah menjadi Partai Komunis Indonesia dan Semaoen terpilih sebagai ketuanya.
Tahun 1923, Semaoen diasingkan oleh Belanda karena VSTP merencanakan demonstrasi besar-besaran. Semaoen diasingkan ke Belanda. Setelah tinggal di Belanda, Semaoen menetap di Uni Soviet. Selama di pengasingan Semaoen aktif di Executive Committee of the Comintern, Komite Eksekutif Komunis Internasional (ECCI). Di Uni Soviet dia pernah menjadi pengajar Bahasa Indonesia dan menjadi penyiar radio berbahasa Indonesia di Moscow. Semaoen juga pernah diangkat menjadi pimpinan Badan Perancang Negara (Gozplan) di Tajikistan oleh Stalin.
Tahun 1953, atas inisiatif Iwa Kusumasumantri, Semaoen kembali ke Indonesia dan tinggal di Jakarta. Tahun 1959 hingga 1961 dia bekerja sebagai pegawai pemerintah dan sempat menjadi pengajar di Universitas Padjadjaran, Bandung.
https://id.wikipedia.org/wiki/Semaun