tirto.id - Lembaga Sensor Film (LSF) telah memberi izin sensor 599 judul film selama 2020 untuk kategori jaringan informatika merujuk pada berbagai layanan konten berbasis internet seperti Disney Plus, Netflix, Klikfilm dan lainnya. Jumlah itu hanya 1,5 persen dari 39.863 film disensor selama 2020.
Hal itu disampaikan Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto dalam laporan kinerja tahun 2020, Kamis (11/2/2021).
Ia mengatakan terjadi peningkatan 5 persen jumlah film yang disensor sepanjang tahun. Hal ini karena pandemi COVID-19 membuat banyak orang di rumah dan memilih menonton film.
Kendati demikian, produksi film untuk bioskop menurun. Menurut dia, film dalam negeri yang mengajukan izin sensor 68 judul, diikuti film impor sebanyak 128 judul. Jumlah ini dinilai rendah karena industri perfilman dan bioskop terdampak pandemi. Dalam situasi normal, jumlah film disensor untuk layar lebar 400 judul per tahun.
LSF juga mencatat 16 judul film tidak mendapat izin sensor yakni 12 di antaranya mengandung unsur pornografi dan eksploitasi LGBT. Sisanya berisi sadisme, pelanggaran norma dan lelucon tak pantas tentang pandemi.
Dalam situasi pandemi, Rommy prihatin dengan era “tsunami tontonan”, ketika anak-anak dibekali oleh gawai dan dibanjiri dengan kemudahan akses terhadap konten video atau film melalui jaringan informatika.
Menurut Rommy, LSF punya kewajiban untuk mengedukasi publik agar dapat memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia, sehingga tidak sembarangan menonton film.
Penulis: Sekar Kinasih
Editor: Zakki Amali
