Menuju konten utama

Lahan Hijau Di Tengah Hutan Beton

Meski kurang memberikan nilai ekonomi dibandingkan bisnis properti, lahan pertanian sangat berharga bagi kota seperti Jakarta. Selain memberikan manfaat langsung kepada petani penggarap, lahan pertanian juga berfungsi sebagai sarana penyerapan dan penyediaan sumber daya air.

Lahan Hijau Di Tengah Hutan Beton
lahan pertanian di jakarta semakin sempit karena gencarnya pembangunan properti. tirto/andrey gromico
2016/06/12/lahanpertanian3_ratio-16x9.JPG
lahan pertanian di jakarta semakin sempit karena gencarnya pembangunan properti. tirto/andrey gromico
2016/06/12/lahanpertanian_ratio-16x9.JPG
seorang petani menyirami sayuran di lahan tidur di kawasan jl. pramuka jakarta selatan. lahan pertanian di jakarta semakin sempit karena gencarnya pembangunan properti. tirto/andrey gromico
2016/06/12/lahanpertanian7_ratio-16x9.JPG
seorang petani menyirami sayuran di lahan tidur di kawasan jl. pramuka jakarta selatan. lahan pertanian di jakarta semakin sempit karena gencarnya pembangunan properti. tirto/andrey gromico
2016/06/12/lahanpertanian6_ratio-16x9.JPG
lahan pertanian di jakarta semakin sempit karena gencarnya pembangunan properti. tirto/andrey gromico
2016/06/12/lahanpertanian4_ratio-16x9.JPG
lahan pertanian di jakarta semakin sempit karena gencarnya pembangunan properti. tirto/andrey gromico
2016/06/12/lahanpertanian2_ratio-16x9.JPG
seorang petani menyirami sayuran di lahan tidur di kawasan jl. pramuka jakarta selatan. lahan pertanian di jakarta semakin sempit karena gencarnya pembangunan properti. tirto/andrey gromico
2016/06/12/lahanpertanian5_ratio-16x9.JPG
seorang petani menyirami sayuran di lahan tidur di kawasan jl. pramuka jakarta selatan. lahan pertanian di jakarta semakin sempit karena gencarnya pembangunan properti. tirto/andrey gromico
2016/06/12/lahanpertanian1_ratio-16x9.JPG
seorang petani menyirami sayuran di lahan tidur di kawasan jl. pramuka jakarta selatan. lahan pertanian di jakarta semakin sempit karena gencarnya pembangunan properti. tirto/andrey gromico
Lahan itu begitu hidup, penuh warna hijau yang menyegarkan mata. Kontras dengan lingkungan yang mengepungnya: gedung tinggi yang jumawa dan jalan layang yang disesaki kendaraan bermotor.

Lahan pertanian ini sebenarnya lahan tidur di Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Awalnya adalah lahan non-produktif yang hanya ditumbuhi perdu dan semak belukar. Karena dianggap lahan kosong yang tak dipakai, puluhan petani mulai memanfaatkannya untuk bercocok tanam. Sebagian besar petani itu datang dari Bogor. Sudah puluhan tahun lahan itu dijadikan tempat bercocok tanam aneka sayuran yang memiliki nilai ekonomis.

Para petani yang berladang di perempatan Jalan Pramuka ini bisa menjadi penanda beberapa hal. Salah satunya minimnya lahan hijau di Ibu Kota. Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta mencatat, areal persawahan di Jakarta seluas 2.305 hektare yang tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan terluas di Jakarta Timur. Tapi luas lahan ini semakin berkurang. Di Jakarta Utara misalnya, kini luas lahan tinggal 528 hektare. Berkurang 72 hektare dibanding tahun sebelumnya.

Meski kurang memberikan nilai ekonomi dibandingkan bisnis properti, lahan pertanian sangat berharga bagi kota seperti Jakarta. Selain memberikan manfaat langsung kepada petani penggarap, lahan pertanian juga berfungsi sebagai sarana penyerapan dan penyediaan sumber daya air.

Boleh dibilang, lahan hijau di Jakarta ini seperti oase: hijau dan subur di tengah kungkungan hutan beton serta tanah cor dan aspal.

Foto dan Teks: Andrey Gromico
Baca juga artikel terkait FOTO-TIRTO atau tulisan lainnya

Editor: Andrey Gromico