Situasi darurat di Ekuador saat ini makin mencekam setelah bos kartel narkoba paling brutal di negara itu, Los Choneros, menyatakan perang melawan pemerintah pada Rabu (10/1/2024). Pernyataan perang ini keluar setelah Presiden Daniel Noboa mendeklarasikan status darurat nasional usai bos Los Choneros, Jose Adolfo Macias alias Fito melarikan diri dari penjara pekan lalu. Fito terkenal seorang kriminal paling sadis dan ditakuti.
Selepas Fito kabur, para anggota geng bersenjata tersebut menyandera sejumlah anggota polisi hingga melancarkan beberapa serangan dan ledakan di beberapa kota di Ekuador, termasuk di Ibu Kota Quito.
Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan tiga anggota polisi yang diculik duduk di tanah dengan todongan senjata mengarah pada mereka. Salah satu dari aparat juga diperintahkan membaca pernyataan.
Melalui rekaman video, seorang polisi menyatakan "Anda menyatakan perang, Anda akan mendapatkan perang. Anda menyatakan status darurat nasional, kami menyatakan polisi, warga sipil, dan tentara sebagai rampasan perang," ucap salah satu polisi tersebut dengan nada ketakutan.
Geng Los Choneros juga meberi ancaman pada masyarakat yang ditemukan berkeliaran setelah pukul 11 malam akan dieksekusi mati.
Kelompok bersenjata dengan topeng juga sempat menyerbu stasiun televisi hingga menodongkan senjata saat masuk studio yang kala itu sedang siaran langsung. Momen mencekam itu terekam langsung hingga tersiar di seluruh negeri.
Namun, tak lama usai insiden itu terjadi, petugas militer menangkap mereka.
Situasi ini memicu ketakutan di kalangan masyarakat terutama warga ibu kota, di mana toko-toko dan usaha lainnya segera tutup lebih awal.
Selepas Fito kabur, para anggota geng bersenjata tersebut menyandera sejumlah anggota polisi hingga melancarkan beberapa serangan dan ledakan di beberapa kota di Ekuador, termasuk di Ibu Kota Quito.
Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan tiga anggota polisi yang diculik duduk di tanah dengan todongan senjata mengarah pada mereka. Salah satu dari aparat juga diperintahkan membaca pernyataan.
Melalui rekaman video, seorang polisi menyatakan "Anda menyatakan perang, Anda akan mendapatkan perang. Anda menyatakan status darurat nasional, kami menyatakan polisi, warga sipil, dan tentara sebagai rampasan perang," ucap salah satu polisi tersebut dengan nada ketakutan.
Geng Los Choneros juga meberi ancaman pada masyarakat yang ditemukan berkeliaran setelah pukul 11 malam akan dieksekusi mati.
Kelompok bersenjata dengan topeng juga sempat menyerbu stasiun televisi hingga menodongkan senjata saat masuk studio yang kala itu sedang siaran langsung. Momen mencekam itu terekam langsung hingga tersiar di seluruh negeri.
Namun, tak lama usai insiden itu terjadi, petugas militer menangkap mereka.
Situasi ini memicu ketakutan di kalangan masyarakat terutama warga ibu kota, di mana toko-toko dan usaha lainnya segera tutup lebih awal.