Menuju konten utama

Kartel Narkoba Kabur Dari Penjara, Ekuador Dalam Sitausi Darurat

Situasi darurat di Ekuador saat ini makin mencekam setelah bos kartel narkoba paling brutal di negara itu, Los Choneros, menyatakan perang melawan pemerintah pada Rabu (10/1/2024).

Kartel Narkoba Kabur Dari Penjara, Ekuador Dalam Sitausi Darurat
Tentara menggunakan kendaraan lapis baja berpatroli di pusat kota bersejarah, hal itu menyusul pecahnya kekerasan sehari setelah Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat 60 hari menyusul hilangnya Adolfo Macias, pemimpin geng kriminal Los Choneros dari penjara tempat dia menjalani hukuman 34 tahun, di Quito, Ekuador. (9/1/2024). REUTERS/Karen Toro
2024/01/11/2024-01-09t220212z_739574486_rc2fe5apemjz_rtrmadp_3_ecuador-violence_01.jpg
Seorang wanita menggunakan ponsel ketika orang-orang berdiri di trotoar setelah terjadi tindak kekerasan sehari setelah Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat 60 hari menyusul hilangnya Adolfo Macias, pemimpin geng kriminal Los Choneros dari penjara tempat dia menjalani hukuman 34 tahun, di Guayaquil, Ekuador. (9/1/2024). REUTERS/Vicente Gaibor del Pino
2024/01/11/ap24010606814405_01.jpg
Petugas keamanan mengelilingi mobil Presiden Ekuador Daniel Noboa saat dia meninggalkan stasiun radio Canela di mana dia memberikan wawancara di Quito, Ekuador, Rabu, 10 Januari 2024. Noboa, yang berkuasa pada November dengan janji untuk membawa perdamaian ke negara Amerika Selatan itu, mengeluarkan dekrit yang mengatakan negara yang dilanda kekerasan itu telah memasuki "konflik bersenjata internal." (Foto AP/Dolores Ochoa)
2024/01/11/2024-01-09t195253z_22168332_rc2ae5akl96k_rtrmadp_3_ecuador-violence_01.jpg
Petugas polisi menggeledah seorang pria setelah Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari menyusul hilangnya Adolfo Macias, pemimpin geng kriminal Los Choneros, dari penjara tempat dia menjalani hukuman 34 tahun, di Guayaquil, Ekuador, (9/1/2024). REUTERS/Vicente Gaibor del Pino
2024/01/11/2024-01-10t020522z_40647615_rc2me5a6gneh_rtrmadp_3_ecuador-violence_01-2.jpg
Petugas polisi berpatroli di pusat bersejarah kota itu menyusul pecahnya kekerasan sehari setelah Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat 60 hari menyusul hilangnya Adolfo Macias, pemimpin geng kriminal Los Choneros dari penjara tempat dia menjalani hukuman 34 tahun, di Quito, Ekuador, (9/1/2024). REUTERS/Karen Toro
2024/01/11/ap24010863177674_01.jpg
Polisi melakukan ledakan terkendali terhadap kendaraan mencurigakan yang diparkir satu blok dari penjara El Inca, di Quito, Ekuador, Rabu, (10/1/2024). (Foto AP/Carlos Noriega)
2024/01/11/2024-01-10t194739z_909730574_rc24f5ao7kuc_rtrmadp_3_ecuador-violence_01-2.jpg
Petugas polisi berdiri di luar penjara El Inca di tengah gelombang kekerasan yang sedang berlangsung di seluruh negeri, di Quito, Ekuador 10 Januari 2024. REUTERS/Karen Toro
2024/01/11/2024-01-10t174232z_202709709_rc2ye5a0e78x_rtrmadp_3_ecuador-violence_01.jpg
Petugas polisi merilis para tahanan yang menyerbu studio TC Television saat siaran langsung TV bertepatan dengan gelombang kekerasan di seluruh negeri, di Guayaquil, Ekuador (10/1/2024). REUTERS/Vicente Gaibor del Pino
2024/01/11/2024-01-10t152206z_616043300_rc22f5aym0im_rtrmadp_3_ecuador-violence_01-2.jpg
Seorang wanita berbelanja di pasar yang sepi setelah gelombang kekerasan di seluruh negeri, mendorong Presiden Daniel Noboa untuk menyatakan geng sebagai organisasi teroris yang akan diburu oleh militer, di Quito, Ekuador (10/1/2024). REUTERS/Karen Toro
Situasi darurat di Ekuador saat ini makin mencekam setelah bos kartel narkoba paling brutal di negara itu, Los Choneros, menyatakan perang melawan pemerintah pada Rabu (10/1/2024). Pernyataan perang ini keluar setelah Presiden Daniel Noboa mendeklarasikan status darurat nasional usai bos Los Choneros, Jose Adolfo Macias alias Fito melarikan diri dari penjara pekan lalu. Fito terkenal seorang kriminal paling sadis dan ditakuti.

Selepas Fito kabur, para anggota geng bersenjata tersebut menyandera sejumlah anggota polisi hingga melancarkan beberapa serangan dan ledakan di beberapa kota di Ekuador, termasuk di Ibu Kota Quito.

Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan tiga anggota polisi yang diculik duduk di tanah dengan todongan senjata mengarah pada mereka. Salah satu dari aparat juga diperintahkan membaca pernyataan.

Melalui rekaman video, seorang polisi menyatakan "Anda menyatakan perang, Anda akan mendapatkan perang. Anda menyatakan status darurat nasional, kami menyatakan polisi, warga sipil, dan tentara sebagai rampasan perang," ucap salah satu polisi tersebut dengan nada ketakutan.

Geng Los Choneros juga meberi ancaman pada masyarakat yang ditemukan berkeliaran setelah pukul 11 malam akan dieksekusi mati.

Kelompok bersenjata dengan topeng juga sempat menyerbu stasiun televisi hingga menodongkan senjata saat masuk studio yang kala itu sedang siaran langsung. Momen mencekam itu terekam langsung hingga tersiar di seluruh negeri.

Namun, tak lama usai insiden itu terjadi, petugas militer menangkap mereka.

Situasi ini memicu ketakutan di kalangan masyarakat terutama warga ibu kota, di mana toko-toko dan usaha lainnya segera tutup lebih awal.
Baca juga artikel terkait FOTO-TIRTO atau tulisan lainnya dari M. Zaenuddin

Oleh: M. Zaenuddin