Jokowi Ingin Produk IKM Jadi Buah Tangan KTT G20 di Bali

tirto.id - Presiden Joko Widodo berharap produk yang dihasilkan Industri Kecil Menengah (IKM) dapat menjadi buah tangan saat perhelatan KTT G20 di Bali. Hal itu Jokowi utarakan saat meninjau pameran Industri Kecil Menengah (IKM) Bali di Taman Werdhi Budaya Art Centre, Denpasar, Bali pada Senin, (27/12/2021).

“Kita harapkan ini nanti akan kita tunjukkan kepada dunia saat G20 ditambah dengan produk-produk yang akan kita seleksi dari provinsi-provinsi yang lain,” ungkap Jokowi.

G20 merupakan forum global yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa (UE) yang mencakup 60 persen populasi dunia. G20 bisa menyumbang 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia serta 75 persen ekspor dunia.

Para pimpinan negara G20 yang akan terlibat pada KTT G20 di Indonesia pada 2022 adalah Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Arab Saudi, Rusia, Afrika Selatan, Republik Korea, Turki, Inggris, Amerika Serikat, Australia, Argentina, Brasil, Kanada, China, Uni Eropa, Jerman, Prancis dan India.

Terhadap pameran tersebut, Jokowi mengaku mengapresiasi hasil produksi IKM Bali yang menarik. Jokowi pun meninjau dan berbincang dengan beberapa pelaku IKM di antaranya adalah pengrajin kursi, kain tenun, serta lukisan selama peninjauan berlangsung.

“Saya sangat menghargai pameran ini. Kita bisa melihat secara jelas betapa karya-karya, desain dari IKM-IKM di Provinsi Bali sangat, sangat memiliki kualitas yang sangat baik,” ujar Jokowi.

Sekitar 35 pelaku IKM di Provinsi Bali ikut dalam kegiatan Pameran IKM Bali Bangkit di di Taman Werdhi Budaya Art Centre, Denpasar, Bali (27/12/2021).

Pameran ini menunjukkan berbagai produk seperti kain tradisional, kerajinan rakyat, perhiasan tradisional, furnitur, dan produk seni unggulan lainnya.

Selama peninjauan, Presiden Jokowi tampak dipandu oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ibu Ni Luh Putu Putri Suastini Koster. Kunjungan tersebut juga didampingi pejabat negara lain seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Bali I Wayan Koster.