tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 6.713 pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Jumat (16/6/2023). Posisi tertinggi indeks mencapai 6.726 dan terendah ada di level 6.714.
Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp195 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.565 triliun. Selain itu, setidaknya ada 139 saham yang bergerak menguat dan 78 saham melemah. Sementara sisanya 271 stagnan.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih memperkirakan IHSG pada hari ini akan bergerak mixed dalam range 6.760 – 6.660. Setelah perdagangan kemarin (15/6) IHSG ditutup naik sebesar +0,21 persen atau +14,08 poin di level 6.713.
Pergerakan indeks hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari dalam negeri, BPS mencatatkan nilai ekspor Indonesia pada Mei 2023 secara tak terduga tumbuh sebesar 0,96 persen dari tahun sebelumnya menjadi USD21,72 miliar. Ini adalah ekspansi ekspor pertama dalam tiga bulan.
Namun, BPS juga mencatatkan surplus neraca perdagangan Indonesia dibulan Mei 2023 merosot menjadi 0,44 miliar dolar AS dari 2,90 miliar dolar AS pada Mei 2022, jauh di bawah konsensus pasar yang surplus 3,02 miliar dolar AS.
Ini adalah surplus perdagangan terkecil sejak April 2020 di tengah lonjakan impor. Selanjutnya, Berdasarkan laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil di pasar domestik dari pabrik ke dealer (wholesaler) pada April 2023 hanya sebesar 58.911 unit, merosot sekitar 42 persen dari bulan sebelumnya.
Dari mancanegara, Bank sentral Amerika Serikat, The Fed mengumumkan akan mempertahankan suku bunganya di level 5 persen -5,25 persen, sesuai harapan pasar. Ini menandai penahanan suku bunga pertama setelah The Fed secara rutin menaikkan dalam lebih dari setahun. The Fed telah menaikkan suku bunganya sebanyak 10 kali sejak Maret 2022, untuk menahan inflasi di negara tersebut.
Dari Asia, Jepang melaporkan Defisit perdagangan turun menjadi JPY1.372,5 miliar pada Mei 2023 dari JPY 2.366,1 miliar pada Mei 2022. Jepang juga melaporkan impor turun sebesar 9,9 persen menjadi JPY8.664,1 miliar. Ini adalah penurunan selama dua bulan berturut turut. Namun secara tidak terduga ekspor di Jepang pada Mei 2023 naik tipis 0,6 persen YoY menjadi JPY 7.292,6 miliar.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin
