tirto.id - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana mengatakan bahwa penangkapan Harun Masiku mestinya bukan perkara yang sulit bagi KPK sampai harus melibatkan masyarakat.
"KPK itu diberikan kelengkapan alat yang canggih untuk mendeteksi buronan. Kemampuan pegawainya pun terbilang mumpuni. Jadi tanpa melibatkan masyarakat mereka sebenarnya bisa. Jadi ini sebenarnya bukan persoalan bisa atau tidak bisa, mau atau tidak mau," kata Kurnia kepada Tirto, (24/5/2022).
Ia justru menganggap bahwa pernyataan KPK yang meminta bantuan masyarakat untuk menangkap Harun Masiku tersebut adalah pernyataan yang tidak penting. Mengingat lamanya waktu yang dibutuhkan KPK untuk menangkap Harun Masiku.
"Itu sangat bertolak belakang dengan track record KPK selama ini dalam meringkus buronan," kata Kurnia.
Hal senada juga diungkapkan oleh mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan melalui video YouTubenya yang diunggah hari ini.
"Saya baca di media, pimpinan kpk bilang 'ayo masyarakat yang mau nangkap, ayo bareng-bareng'. Itu enggak mungkin, (karena) yang diberi kewenangan oleh negara adalah KPK. KPK diberi anggaran, diberi orang-orang yang punya kualifikasi. Saya yakin mereka mampu kok. Dari sisi peralatan mereka juga mampu," kata Novel.
Lebih lanjut, peneliti ICW, Kurnia Ramadhana mengatakan bahwa sejak awal KPK memang tidak berniat menangkap Harun Masiku.
Penilaian tersebut ia dasarkan pada kualitas penanganan perkara Harun Masiku ditambah dengan diberhentikannya beberapa orang yang ditugasi mencari HM melalui proses alih status pegawai KPK melalui tes wawasan kebangsaan.
"Nah poin-poin tadi yang menjadikan ICW tidak meyakini bahwa KPK memiliki niat untuk meringkus Harun Masiku," tandas Kurnia.
Selain itu, Kurnia juga meyakini bahwa pimpinan KPK tidak berani meringkus Harun Masiku karena terdapat aktor politik besar yang jika Harun tertangkap pasti akan turut diproses hukum.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Restu Diantina Putri
