tirto.id - CEO Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo, menjelaskan pengusaha dapat mendulang cuan dari berbagai program prioritas Presiden Terpilih dan Wakil Presiden Terpilih Periode 2024-2029, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Sebagai contoh, dari Program Makan Bergizi Gratis, nantinya pemerintah akan menyediakan sarapan dan makan siang bergizi gratis untuk 78 juta orang termasuk anak-anak sekolah, balita, dan ibu hamil. Setidaknya dibutuhkan anggaran sekitar Rp450 triliun untuk memberi makan bergizi untuk 78 juta orang tersebut.
“Dampak terhadap dunia usaha luar biasa, karena uang yang datang disuntik oleh pemerintah untuk program ini kan beredar di dalam negeri, beredar di kampung-kampung, beredar di perdesaan. Kenapa? Rencananya tiap hari kita akan sediakan 82 juta butir telur,” beber Hashim dalam acara ‘Diskusi Ekonomi Kadin Indonesia dengan Pengusaha Internasional Senior Hashim Djojohadikusumo’, di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Senin (7/9/2024).
Menurut Hasyim, untuk mencukupi kebutuhan tersebut, pemerintah bakal menggandeng peternak-peternak ayam di daerah. Pun dengan kebutuhan sayur dan daging yang juga akan dicukupi terlebih dulu dari pasokan dalam negeri.
“Saya kira pasti ada anggota Kadin lewat asosiasi-asosiasi, apa pedagang ayam atau telur. Termasuk Pak Jayabaya? Bapak tambah cuan, tambah cuan beliau ini. Nggak papa, kan ini manfaatnya. Ya bisa dihitung lah, kan ada pedagang telur, ada pedagang sayur, ada pedagang apa dan sebagainya,” jelas adik Prabowo Subianto tersebut.
Selain Makan Bergizi Gratis, kata Hashim, pengusaha juga dapat menjaring peluang dari Program Pembangunan 3 Juta Rumah Per Tahun. Sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Program ini, Hashim mengatakan, pihaknya telah menggandeng asosiasi properti, Real Estate Indonesia (REI) sebagai mitra pemerintah.
“Ini kesempatan untuk dunia usaha, kontraktor konstruksi, pengembang, ini adalah suatu driver for growth,” sambung Hashim.
Melalui sektor properti, Hashim mengungkapkan bahwa Prabowo bermimpi untuk dapat menjadikan Indonesia seperti Cina, di mana sektor properti dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bukan tanpa sebab, di balik industri pembangunan perumahan, ada juga industri pendukung yang turut bertumbuh. Beberapa di antaranya adalah industri aluminium, besi dan baja, semen, hingga kayu.
Dalam hal ini, industri-industri tersebut dapat ikut bertumbuh karena secara langsung dapat menyuplai aluminium, besi dan baja, semen, dan kayu sebagai bahan baku utama perumahan maupun gedung-gedung properti lainnya.
“Dari Asta Cita itu ada program-program yang saya ikut perhatikan dari dulu, memang makan gratis, juga ada perumahan, rumah sakit, dan ada program-program lain, saya kira ini yang Pak Prabowo menawarkan dan mau dipersebarkan ke dunia usaha dan ini kita stimulus,” ujar Hashim.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi
