tirto.id - Bermain dalam film laga superhero yang diangkat dari komik karangan Hasmi, Gundala, menuntut Abimana untuk mempertaruhkan keselamatannya dalam beberapa adegan laga. Oleh karena itu, kehadiran pemeran peran pengganti atau stuntman dalam jejeran pemain Gundala membuat aktor Abimana Aryasatya yang memerankan tokoh utama Sancaka merasa terbantu.
Hal ini dijelaskan Abimana seperti dilaporkan Antaranews pada Rabu, (28/8/2019) kemarin saat premier film Gundala di Jakarta.
"Tiap tiga hingga empat jam gantian sama double. Kelihatan lho, kalau itu lu apa bukan. Jangan dikasih tahu yang mana gue, tapi sih tahu yang mana," ujar Abimana ketika mengingat andil stuntman dalam syuting film Gundala.
Selain banyaknya adegan laga yang menantang yang harus dilakukan selama proses syuting, kostum yang dikenakan Abimana juga membantunya memerankan peran tersebut dengan lebih baik.
"Kostumnya nyaman banget. Saat adegan yang enggak pakai kostum lumayan juga sih. Tapi, enggak luka serius, enggak ada luka serius. Kalau sampai luka, berarti produksi gagal dong karena memang harus safety. Dijaga banget kok safety-nya," ujar pemeran Dono dalam film Warkop DKI: Reborn tersebut.
Meski kendala secara signifikan tidak terjadi pada masa syuting film, namun Abimana mengatakan bahwa saat menjalani syuting di tempat terbuka dirinya sering mengalami haus dan juga dehidrasi akibat kostum yang tertutup.
Hal ini juga semakin parah dikarenakan Gundala tidak menggunakan efek komputer untuk memanipulasi tempat kejadian sehingga proses syuting harus berpindah hingga 70 lokasi.
"Menyenangkan semua syutingnya. Paling ya, kalau pakai kostum agak panas. Terus udah gitu, lokasinya enggak di tempat ber-AC. Kita di pabrik-pabrik gitu. Terus kalau di tempat terbuka, ya benar-benar di tempat terbuka. Kebanyakan panas sama dehidrasi, keringetan ngocor terus," ungkap aktor berusia 36 tahun tersebut.
Mengenai perilisan film Gundala yang akan menyapa bioskop-bioskop Indonesia pada Kamis (29/8/2019), Abimana berharap bahwa untuk film terbarunya ini mendapat apresiasi dan atensi yang tinggi oleh masyarakat.
"Jujur, pasti pengin ditontonin banyak orang. Laku udah pasti karena kami jadi bisa bikin lagi. Penonton film Indonesia mulai membangun kepercayaannya lagi sama film Indonesia. Kami janji ke depannya akan bikin yang lebih baik lagi," harap Abimana.
Penulis: Wisnu Amri Hidayat
Editor: Yulaika Ramadhani
