Dua gunung berapi di Indonesia erupsi di tengah angka kasus COVID-19 terus meningkat. Gunung Ile Lewotolak (NTT) pada Minggu (29/11/20) pagi, pukul 09:45 WITA dan Gunung Semeru (Jawa Timur) Selasa (1/12/20) dini hari pukul 01:23 WIB.
Letusan Gunung Ile Lewotolak menghasilkan kolom abu vulkanik yang setinggi kurang lebih 4.000 meter di atas puncak, atau kurang lebih 5.423 meter di atas permukaan laut menurut data yang dibagikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Badan Geologi, dan PVMBG. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gunungapi (PVMBG) menetapkan status Gunung Ili Lewotolok menjadi Level III atau siaga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara (NTT), menyatakan jumlah pengungsi yang sudah dievakuasi dari kawasan rawan bencana erupsi Gunung Ili Lewotolok mencapai 7.968 jiwa, terdiri atas 3.345 laki-laki dan 3.980 perempuan pada Kamis (03/12).
Pemerintah setempat menyatakan saat ini masker menjadi kebutuhan mendesak bagi ribuan pengungsi akibat erupsi Gunung Ili Lewotolok di tengah pandemi Covid-19. Apalagi jumlah kasus Covid-19 di kabupaten Lembata sudah mencapai 27 kasus. "Kalau yang dibutuhkan sama pengungsi, karena sekarang terkait dengan COVID-19 dan saat ini kan Lembata masuk zona merah, sehingga yang paling utama saat ini adalah masker," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoda, sebagaimana dilaporkan kantor berita Antara, Rabu (02/12).
Sementara itu, pada Selasa (1/12/20) dini hari pukul 01:23 WIB aktivitas vulkanik Gunung Semeru meningkat mengeluarkan guguran awan panas. Status aktivitas vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau 'Waspada.' Sebanyak 550 warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang tinggal di sekitar Gunung Semeru mengungsi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada Selasa (1/12), merilis data pengungsian yang tersebar di dua titik, yaitu di pos pantau sebanyak 300 jiwa, sedangkan sisanya di Desa Supiturang. BPBD juga mencatat sejumlah kerugian materiil berupa alat deteksi, aset penambangan warga termasuk alat berat dan kendaraan, hewan ternak, area kebun dan sawah, infrastruktur pipa dan tempat usaha warga. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginfokan masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif, Kawah Jongring Seloko sebagai alur luncuran awan panas.
Letusan Gunung Ile Lewotolak menghasilkan kolom abu vulkanik yang setinggi kurang lebih 4.000 meter di atas puncak, atau kurang lebih 5.423 meter di atas permukaan laut menurut data yang dibagikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Badan Geologi, dan PVMBG. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gunungapi (PVMBG) menetapkan status Gunung Ili Lewotolok menjadi Level III atau siaga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara (NTT), menyatakan jumlah pengungsi yang sudah dievakuasi dari kawasan rawan bencana erupsi Gunung Ili Lewotolok mencapai 7.968 jiwa, terdiri atas 3.345 laki-laki dan 3.980 perempuan pada Kamis (03/12).
Pemerintah setempat menyatakan saat ini masker menjadi kebutuhan mendesak bagi ribuan pengungsi akibat erupsi Gunung Ili Lewotolok di tengah pandemi Covid-19. Apalagi jumlah kasus Covid-19 di kabupaten Lembata sudah mencapai 27 kasus. "Kalau yang dibutuhkan sama pengungsi, karena sekarang terkait dengan COVID-19 dan saat ini kan Lembata masuk zona merah, sehingga yang paling utama saat ini adalah masker," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoda, sebagaimana dilaporkan kantor berita Antara, Rabu (02/12).
Sementara itu, pada Selasa (1/12/20) dini hari pukul 01:23 WIB aktivitas vulkanik Gunung Semeru meningkat mengeluarkan guguran awan panas. Status aktivitas vulkanik Gunung Semeru berada pada level II atau 'Waspada.' Sebanyak 550 warga di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang tinggal di sekitar Gunung Semeru mengungsi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada Selasa (1/12), merilis data pengungsian yang tersebar di dua titik, yaitu di pos pantau sebanyak 300 jiwa, sedangkan sisanya di Desa Supiturang. BPBD juga mencatat sejumlah kerugian materiil berupa alat deteksi, aset penambangan warga termasuk alat berat dan kendaraan, hewan ternak, area kebun dan sawah, infrastruktur pipa dan tempat usaha warga. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginfokan masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif, Kawah Jongring Seloko sebagai alur luncuran awan panas.
Baca juga artikel terkait ERUPSI GUNUNG SEMERU atau tulisan lainnya
Fotografer: Antara
Editor: Hafitz Maulana
Editor: Hafitz Maulana