tirto.id - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menyebutkan masa inkubasi virus cacar monyet atau monkeypox panjang, yakni selama tiga minggu. Ia bilang penularan cacar monyet masih mungkin terjadi lantaran tidak ada pembatasan pelaku perjalanan luar neger (PPLN) masuk ke Indonesia.
“Masa inkubasinya yang tiga minggu, panjang itu. Ini perkara waktu saja untuk akhirnya ditemukan [di Indonesia],” kata Dicky saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (4/8/2022).
Dicky mengatakan Indonesia tidak bisa menutup pintu masuk atau mengisolasi diri untuk mencegah penularan cacar monyet dari luar negeri. Akan tetapi, ia menyarankan PPLN yang berasal dari daerah endemik cacar monyet diwajibkan telah divaksinasi cacar (smallpox).
Sementara bagi PPLN yang berasal dari negara yang berstatus kejadian luar biasa (KLB) cacar monyet, mereka diwajibkan mengisi formulir kesehatan. Salah satunya pornyataan tidak memiliki kontak dengan penderita cacar monyet. Dicky mengatakan bila ada yang ketahuan berbohong, PPLN tersebut bisa dimasukkan dalam daftar hitam.
“Dan pada gilirannya, mau tidak mau sebetulnya pemerintah sudah harus siap-siap dengan adanya klaster yang akan ketemu terkait monkeypox ini di Indonesia. Dengan cara apa? penyiapan vaksin, tidak mesti banyak, tapi harus ada dan termasuk obat,” kata dia.
Pemerintah juga perlu membangun literasi, komunikasi risiko, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas (5M), dan menghindari stigma.
Sementara itu, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengimbau masyarakat tidak perlu cemas dengan ancaman cacar monyet di Indonesia. Ia bilang temuan kasus di Jawa tengah baru sebatas suspek.
“Suspek saja, [masyarakat] tidak perlu cemas,” kata Pandu dalam keterangan terpisah.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan
