tirto.id - Rusia masih terus melancarkan serangannya di Ukraina hingga hari ini, Jumat, 20 Mei 2022 atau sudah memasuki hari ke-86 invasi. Menurut berita terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, wilayah Donbas sudah "benar-benar hancur".
Seperti diberitakan The Guardian, Zelenskyy mengatakan, "Ada neraka, dan itu tidak berlebihan [...] Pemboman dan penembakan kota-kota lain, serangan udara dan rudal tentara Rusia."
Kementerian luar negeri Rusia mengatakan, apabila ada penghapusan sanksi terhadap Rusia, maka negaranya akan mempertimbangkan untuk membuka akses ke pelabuhan Laut Hitam Ukraina.
Pernyataan itu muncul setelah kepala pangan PBB, David Beasley memohon kepada Presiden Rusia Vladimir Putin sambil mengatakan jutaan orang di seluruh dunia akan mati karena blokade pelabuhan oleh Rusia.
Di sisi lain, Komite Palang Merah Internasional mengatakan, mereka sudah mulai mendaftarkan tawanan perang Ukraina yang meninggalkan pabrik baja. Namun demikian, masih belum jelas jumlah yang masih tersisa di pabrik.
Menurut duta besar Ukraina untuk Inggris, Vadym Prystaiko, lebih dari satu juga pengungsi Ukraina sudah pulang ke rumah. Dia juga berpesan kepada walikota Kyiv dan Kharkiv agar memberitahu orang-orang untuk tidak pulang ke kota karena masih belum aman.
Situasi Terkini Perang Rusia dan Ukraina
Rusia mengatakan, ada 771 tentara Ukraina yang telah menyerah di pabrik baja Azovstal di kota Mariupol sehingga total yang menyerah sudah mencapai 1.730 pada minggu ini.
Baru-baru ini, gubernur wilayah Luhansk mengatakan, sedikitnya empat orang tewas dalam penembakan oleh tentara Rusia di Severodonetsk.
Al Jazeera melaporkan, Presiden Zelenskyy mengatakan Ukraina bertekad merebut kembali kota-kota selatan Kherson, Melitopo, Berdiansk, Enerhodar dan Mariupol yang sekarang diduduki pasukan Rusia.
Masih menurut Zelenskyy, sejak invasi skala penuh dimulai, Rusia telah menembakkan lebih dari 2.000 rudal di Ukraina.
Ombudsman hak asasi manusia Ukraina mengatakan, sedikitnya 231 anak telah meninggal dan 427 terluka sejak Rusia menginvasi Ukraina 24 Februari lalu.
Menurut Human Rights Watch, Rusia telah melakukan “kejahatan perang yang nyata” termasuk eksekusi, penyiksaan, dan pelanggaran lainnya.
Editor: Iswara N Raditya
