tirto.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyadari banyak warga yang enggan dievakuasi demi menjaga harta bendanya. Ia meminta pemerintah daerah di Jabodetabek agar tegas dalam mengevakuasi warganya.
"Jadi kita harap ketegasan dari pemimpin di daerah untuk mengingatkan masyarakat. Harta penting, tapi nyawa lebih penting," kata Doni di Graha BNPB, Jakarta Timur pada Kamis (2/1/2019).
Doni mengingatkan soal bencana banjir di Konawe yang minim korban jiwa lantaran seluruh pejabat mulai dari bupati sampai kepala desa kompak memaksa warganya mengungsi, sehingga ketika banjir, warga sudah ada di tempat aman.
Selain itu, Doni juga beharap kesadaran warga sendiri untuk mengungsi ketika mendengar adanya hujan di sisi hulu sungai.
Menurutnya, meski di daerah hilir seperti Jakarta tidak terjadi hujan, tapi air dari hulu bisa dengan cepat menerjang ke hilir.
Hal itu tak lain karena kawasan pepohonan yang bisa menahan air kini berubah jadi kawasan perkebunan, pertanian, atau permukiman.
"Jadi begitu hujan turun ya limpasannya nyaris 100 persen turun ke sungai dan ini mempercepat air masuk ke tempat lebih rendah," kata Doni.
Doni juga mengimbau warga yang tinggal di lokasi bekas rawa atau bekas daerah resapan air untuk mewaspadai banjir. "Karena air itu mencari tempat semula jadi tolong diwaspadai," kata dia.
Banjir terjadi di Jabodetabek sejak Rabu (1/1/2020) setelah terjadi hujan ekstrem. Hingga Kamis (2/1/2020) banjir mulai surut. Namun, fasilitas publik belum sepenuhnya pulih seperti penyaluran air bersih dan aliran listrik ke pemukiman yang terkena dampak banjir.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Zakki Amali
