tirto.id - Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Arie Prabowo Ariotedjo menyatakan perusahaannya menargetkan penjualan emas di tahun 2019 akan naik menjadi 30 ton. Pada 2018, Antam berhasil menjual emas 27,8 ton.
"Kalau fokus di 2019 khusus produksi tentu kita fokus ke emas ya. Kita mau nambahin produksi hingga 30 ton," kata dia dalam acara pembukaan Lembaga Riset milik Induk Holding PT Inalum, di Ballroom Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2019).
Arie mengatakan tahun ini Antam akan berfokus meningkatkan produksi emas, karena kebutuhan pasar semakin tinggi, baik untuk domestik maupun ekspor.
Arie menambahkan untuk produksi feronikel, misalnya, ditargetkan bisa mencapai 30 ribu ton pada 2019.
"Feroniel bisa 30 ribu ton. Ya semoga bisa lebih baik dari tahun lalu, kami nunggu izin ekspor. Lalu proyek pengembangan, pertengahan tahu ini smelter di Halmahera sudah selesai," kata dia.
Pembangunan smelter atau tempat pemurnian emas Antam di Halmahera ditargetkan akan selesai pada Juli 2019. "Makanya kenapa feronikel targetnya naik," ujar dia.
Sebagai informasi, komoditas emas memang menunjukkan prospek menggiurkan sepanjang 2018. Harga pembelian emas Antam meningkat 4,22 persen setara Rp27 ribu per gram di 2018.
Pada awal tahun 2018, harga satu gram emas Antam dibanderol Rp640 ribu per gram. Sementara pada akhir tahun lalu, harganya naik menjadi Rp667 ribu per gram. Harga tersebut bertahan sampai dengan perdagangan emas per 3 Januari 2019.
Emas menjadi pelarian investor dari fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun 2018. Investor lokal cenderung mempertebal investasi bersifat aset safe haven.
Hal ini terlihat dari data penjualan emas Antam sepanjang 9 bulan pertama 2018 yang menembus 22,4 ton. Jumlah itu naik 221 persen dibanding tahun 2017 yang hanya terjual 6,97 ton emas.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom
