tirto.id - Wasekjen PAN, Yandri Sutanto menyatakan pesimis Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan bakal digaet Jokowi sebagai cawapres di Pilpres 2019.
"Apa partai-partai besar yang dukung Jokowi rela? Kan kami 48 kursi. Yang lain ada yang 120 kursi," kata Yandri, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2018).
Sebaliknya, Yandri menyatakan peluang Zulkifli menjadi cawapres lebih besar bila berpasangan dengan Prabowo Subianto. Karena, menurutnya, komunikasi antara PAN dan Gerindra sudah berlangsung cukup lama.
"Kalau besok Pak Prabowo maju dan Bang Zul wakilnya, PAN siap aja. Kami deklarasikan," kata Yandri.
Menurut Yandri, koalisi PAN, PKS dan Gerindra sudah memenuhi syarat ambang batas presiden sebesar 20 persen dan koalisi ini lebih realistis untuk menandingi Jokowi di Pilpres 2019 ketimbang poros ketiga.
"Satu saja partai lari ke Pak Jokowi sudah pasti enggak bisa 3 calon. Udah hebat kalau 2 calon," kata Yandri.
Meskipun begitu, Yandri menyatakan PAN belum memutuskan langkah di Pilpres 2019. Menurutnya, keputusan resmi akan diambil setelah Rakernas PAN dalam waktu dekat.
Bila pasangan Prabowo-Zulkifi seperti yang diinginkan Yandri jadi terealisasi, maka koalisi 2014 antara PAN dan Gerindra akan terulang kembali. Bedanya, saat itu PAN mengusung Hatta Rajasa sebagai cawapres.
Sebelumnya, Zulkifli menyatakan sedang menjalin komunikasi dengan Gerindra dan PDIP untuk Pilpres 2019. "Dengan PDIP, Mbak Mega juga mau ke mari, ke MPR, sambil ngobrol-ngobrol politik juga kan," kata Zulkifli, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (12/3/2018).
Namun ketimbang dengan Prabowo, Zulkifli terlihat lebih intens berkomunikasi dengan Jokowi, seperti lewat pertemuan di Istana Bogor bulan lalu.
Sementara saat PAN, PKS dan Gerindra bertemu di Kertanegara dua minggu lalu untuk membicarakan Pilgub Jabar, Zulkifli tidak hadir. Saat itu, ia menyatakan mendampingi Jokowi dalam sebuah acara di JCC.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yantina Debora
