tirto.id - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengatakan, penyambungan pipa air bersih yang ditargetkan pemerintah terpasang sekitar 10 juta rumah tangga harus mengutamakan rumah warga miskin, sehingga biaya hidup mereka semakin murah.
Hal tersebut disampaikan Wapres saat membuka pameran dan konferensi forum air minum dan air limbah (Indonesia Water and Wastewater Expo and Forum/IWWEF) 2016, di Jakarta.
"Rumah-rumah yang kurang mampu itu harus segera dikasih, agar biaya hidupnya murah," kata Jusuf Kalla, Selasa (3/5/2016).
Dari target 10 juta sambungan, kata JK, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) baru siap mengerjakan sekitar tiga juta sambungan, sementara sisanya akan dikerjakan hingga 2019.
JK juga mengatakan, untuk penyelesaian proyek tersebut, pemerintah telah mengalokasikan dana hingga Rp70 triliun yang diambil dari anggaran PDAM dan juga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Tentu ini menjadi bagian upaya pemerintah karena fungsi air itu bermacam-macam pertama tentu kebutuhan pokok, kedua kesehatan, dengan air bersih penyakit juga akan berkurang. Serta tentunya tingkat kemahalan," katanya.
Menurut Wapres, pentingnya memberikan sambungan pipa air bersih kepada masyarakat kurang mampu karena selama ini mereka terpaksa membeli air yang mengakibatkan bertambahnya pengeluaran.
"Masyarakat yang tidak punya sambungan pipa air bersih harus beli air kalengan harganya sekitar Rp40 ribu, jadi rata-rata Rp300 ribu yang dikeluarkan untuk air saja. Jadi kita harus segera mencapai jumlah 10 juta sambungan agar beban keuangan masyarakat berkurang," tambah Wapres.
Untuk itu, pungkas Wapres, dengan terpasangnya 10 juta sambungan, maka sedikitnya akan mengurangi persoalan ketersediaan fasilitas air bersih bagi warga miskin.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Putu Agung Nara Indra
