tirto.id - Angka kasus corona di Indonesia dan seluruh dunia masih saja terus bertambah grafiknya, baik yang terkonfirmasi positif maupun yang meninggal dunia.
Berdasarkan laporan dari situs Worldometers hingga hari ini, Senin (22/2/2021) pukul 8.15 WIB, jumlah kasus secara global telah mencapai 111.948.598 dengan 2.477.778 kasus kematian.
Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh per hari ini secara kumulatif menjadi 87,256,674, di mana kasus aktif di seluruh dunia terkonfirmasi sebanyak 22.153.579.
Negara dengan kasus Corona terbanyak di dunia masih Amerika Serikat yang mengonfirmasi sebanyak 28.761.908 total kasus dan 511.130 kematian di Amerika Serikat. Ada penambahan sebanyak 53.683 kasus baru pada hari ini.
India yang berada di posisi kedua mendapat tambahan kasus sebanyak 13.980 dengan angka kematian mencapai 156.418 orang. Jumlah total kasus saat ini sebanyak 11.005.071.
Kemudian ada Brasil di urutan ke-3 yang memiliki jumlah total kasus sebanyak 10.168.174, selanjutnya Rusia di urutan ke-4 dengan 4.164.726 kasus.
Inggris berada di urutan ke-5 dunia dengan jumlah kasus mencapai 4.115.509, lalu Prancis posisi keenam dengan 3.605.181 kasus.
Sementara posisi ke 7 hingga 10 berturut-turut adalah Spanyol (3.133.122 kasus), Italia (2.809.246 kasus), Turki (2.638.422 kasus), dan Jerman (2.394.515 kasus).
Update Corona Indonesia 22 Februari Pagi
Indonesia masih bertahan di urutan ke-19 dengan 1.278.653 kasus. Data kasus baru bertambah sebanyak 7.300.
Menurut laporan dari situs covid19.go.id, saat ini jumlah pasien yang dirawat akibat virus mematikan tersebut ada sebanyak 157.088 orang.
Sementara jumlah yang meninggal dunia saat ini ada penambahan sebanyak 173 orang, sehingga total jumlah kematian secara kumulatif di Indonesia sebanyak 34.489 orang.
Hingga saat ini, untuk jumlah pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.087.076 orang.
Dirjen WHO: COVID-19 Sangat Berbahaya dan Musuh Utama Masyarakat
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam rilis terbarunya kembali menegaskan bahwa virus COVID-19 saat ini adalah musuh utama bagi semua masyarakat.
"Seperti yang saya bicarakan di Konferensi Keamanan Munich setahun yang lalu, saya mengatakan bahwa COVID-19 sangat berbahaya dan musuh publik nomor satu," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Ia mengatakan, pernyataannya pada saat itu telah membuat orang-orang agak khawatir dan menyebutkan bahwa apa yang disampaikannya itu terkesan berlebihan.
"Sayangnya, tahun lalu kita semua telah belajar beberapa pelajaran yang menyakitkan, dan kita telah melihat betapa berbahayanya virus ini," lanjutnya.
Meskipun pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan global, kata Tedros, pandemi ini tidak merata, tidak semua negara merespons dengan cara yang sama, dan tidak semua negara terpengaruh dengan cara yang sama.
Menurutnya, banyak negara telah berhasil mencegah atau mengendalikan penularan luas dengan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang terbukti dengan pengujian, pelacakan kontak, karantina, jarak fisik, kebersihan tangan, masker, dan sebagainya.
"Dikombinasikan dengan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang terbukti, vaksin sekarang memberi kita harapan nyata untuk mengendalikan pandemi," katanya.
Editor: Agung DH
