Tempat & Tanggal Lahir
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 1 Januari 1970
Karir
- Peneliti dan Wakil Direktur Mubyarto Institute
- Peneliti Institute of Policy Studies
Pendidikan
- S1 Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UGM
- S2 Ekonomi Pertanian UGM
Detail Tokoh
Tarli Nugroho adalah salah satu peneliti dari sebuah kelompok riset di bawah naungan Institute for Policy Studies (IPS). IPS merupakan organisasi otonom yang memberikan dedikasi dalam mempromosikan kualitas demokrasi di Indonesia melalui kebijakan yang berorientasi. Selain itu, Tarli juga masih aktif sebagai peneliti dan wakil direktur di Mubyarto Institute, sebuah lembaga independen yang berfokus pada Ekonomi Kerakyatan.
Lahir di Karawang pada 3 Mei, Tarli menyelesaikan studi sarjananya di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Setelahnya, ia meneruskan pendidikan pascasarjana di di UGM dengan mengambil bidang Ekonomi Pertanian. Sejak kuliah, filsafat ekonomi, sejarah pemikiran, ekonomi politik, dan ekonomi tanda telah menjadi minat kajiannya.
Tarli adalah seorang akademisi. Hingga saat ini ia masih bergiat sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Proklamasi 45. Selain mengajar, Tarli juga menjadi peneliti dan asisten rektor di perguruan tinggi tersebut. Pengalamannya meneliti juga ia dapatkan di Pusat Studi Pancasila UGM. Tarli juga pernah menjadi Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Sosial & Kajian Ekonomi Politik.
Sebagai akademisi dan peneliti, Tarli kerap mempublikasikan sejumlah karya tulis. Ia telah menerbitkan lebih dari sepuluh buku mengenai ekonomi politik, ekonomi pertanian, dan pemikiran ekonomi. Buku-buku yang telah dihasilkan diantaranya “Pembangunan Desa: Dari Liberalisasi Ke Modernisasi” (2008), “Ekonomi Politik Pembangunan” (2012), “Pandangan Historis Struktural Kerakyatan” (2012), dan “Sepuluh Tahun Koperasi” (2013).
Pada 1 Juni 2016 lalu, Tarli baru saja mengeluarkan buku terbarunya yang bertajuk “Polemik Ekonomi Pancasila: Pemikiran dan Catatan 1965 – 1985”. Dalam buku tersebut, Tarli berusaha memaparkan bahwa latar belakang polemik ekonomi yang telah ada sejak 1965 membawa pengaruhnya bertahun-tahun kemudian bahkan hingga mencapai episantrumnya pada 1980 – 1982. Salah satu buku yang dibuat Tarli pernah mendapatkan penghargaan dari Balai Bahasa Yogyakarta sebagai salah satu buku non-fiksi berbahasa Indonesia terbaik pada Oktober 2011.