Tempat & Tanggal Lahir
Palembang, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia, 26 Januari 1954
Karir
- Menteri Departemen Agama (2001 - 2004)
- Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta (1993 - 2016)
Pendidikan
- Master of Art (MA) Fakultas Syari'ah Universitas Ummu AI Quro Makkah Saudi Arabia (1981 - 1983)
- Ph. D. (Doctor) Fakultas Syari’ah Unversitas Ummu AI Quro Makkah Saudi Arabia (1983 - 1987)
- Fakultas Syari'ah IAIN Raden Fatah Palembang (1971 - 1974)
- LML Fakultas Syari’ah Universitas Islam Madinah Arab Saudi (1979 - 1979)
Detail Tokoh
Said Agil Husin Al Munawar adalah mantan Menteri Agama Republik Indonesia di era kabinet Gotong Royong (2001-2004). Sekarang ia adalah dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Sebelum menjadi menteri, sejak tahun 1993, dia sudah menjadi dosen di UIN, sejak UIN masih bernama IAIN. Setelah lulus kuliah Syariah di Arab Saudi, dia pernah ditawari oleh Duta Besar Ahmad Nur, melalui Konsul Jenderal, untuk menjadi Diplomat, namun dia memilih untuk terjun ke dunia pendidikan.
Said Agil Husin pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dana haji. Tanggal 7 Februari 2006, dia divonis hukuman penjara selama 5 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Setelah dinyatakan terbukti melakukan korupsi dana Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Dana Abadi Umat (DAU) pada tahun 2002-2004. Penyelewengan BPIH Munawar mencapai Rp35,7 miliar, sedangkan DAU yang diselewengkan berjumlah Rp240,22 miliar.
Nama Said Agil sebagai Menteri Agama juga pernah mencuat pada Agustus 2002. Namanya terkait penggalian di komplek situs Prasasti Batutulis. Berdasar mimpi, dia meyakini di sekitar tempat itu Prabu Siliwangi menyimpan jutaan ton emas. Penggalian itu dihentikan tanpa penemuan apapun. Said Agil lalu didemo dan dituntut mundur.
Mei 2013 lalu, Said Agil diundang untuk memberi tausyiah di UIN Maliki, Malang. Dalam sambutan Rektor UIN Maliki, terucap rasa bangganya atas kedatangan Said Agil, yang dianggap tokoh bangsa. “Saya bangga memiliki panutan seperti beliau," kata sang rektor.
Sementara di tahun 2015, dia pernah juga mendeklarasikan diri maju sebagai calon ketua Nahdlatul Ulama di Muktamar NU ke-33.