Tempat & Tanggal Lahir
Garut, Jawa Barat, Indonesia, 8 Januari 1974
Karir
- Anggota DPR RI (2014 - 2019)
Pendidikan
- Program Pasca Sarjana Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (2001 - 2004)
- Fakultas Sastra Jurusan Sastra Belanda Universitas Indonesia (1994 - 2000)
- SMA Negeri 1 Garut (1990 - 1993)
- SMP Negeri 2 Garut (1987 - 1990)
- SD Yos Sudarso Garut (1981 - 1987)
Detail Tokoh
Perempuan kelahiran Garut pada 8 Januari 1974 ini memiliki nama lengkap Rieke Diah Pitaloka Intan Permatasari. Rieke, begitu ia dipanggil, kini menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2014 – 2019 dari Fraksi PDI Perjuangan. Pada April 2016 lalu, Rieke dirotasi dari Komisi IX yang menangani bidang kesehatan dan ketenagakerjaan. Kini ia merupakan anggota Komisi VI yang membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Badan Usaha Milik Negara.
Perempuan dengan nama panggung Rieke Diah Pitaloka ini mengawali kariernya sebagai aktris sinetron. Perempuan berusia 42 tahun ini mulai dikenal publik lewat perannya sebagai Oneng dalam sitkom Bajaj Bajuri. Berperan sebagai istri Bajuri, tokoh Oneng memiliki karakter yang lugu dan terkesan dungu. Melalui tokoh tersebut, Rieke berhasil mengundang kekaguman dan tawa penonton. Berkat kemampuan aktingnya itu, Rieke diganjar penghargaan Aktris Wanita Terpuji dari Forum Film Bandung 2003.
Tidak berhenti di sinteron, Rieke terus menjajal kemampuannya memainkan lakon. Setelah bertahun-tahun lekat dengan peran Oneng, perempuan lulusan Sastra Belanda UI ini merasa jengah dan ingin melepas imej itu. Maka, Rieke pun terlibat dalam pementasan teater Cipoa garapan Putu Wijaya. Selain itu, juga merambah ke layar lebar dan memulai debutnya sebagai tokoh Dwi dalam film Berbagi Suami. Kesenangan berakting ini dilanjutkan dengan bermain dalam film Perempuan Punya Cerita, sebuah film antologi karya empat sutradara.
Tak puas hanya bermain akting, Rieke pun mulai merambah dunia politik. Tidak main-main, keseriusannya dalam berpolitik ia buktikan lewat sejumlah jabatan yang pernah dimandatkan padanya. Karier politiknya diawali dengan menduduki jabatan sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Muhaimin Iskanadar. Setelah mengundurkan diri dari partai berbasis Islam tersebut, ia kemudian bergabung ke PDI Perjuangan.
Perjalanan politik Rieke melaju bersama PDI Perjuangan hingga akhirnya ia terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009 – 2014. Sebagai anggota Komisi IX , Rieke merupakan salah satu anggota Panitia Khusus RUU BPJS yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Sementara itu, pada awal 2013 Rieke memutuskan mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat dengan didampingi Teten Masduki. Dalam Pilkada tersebut, Rieke dan Teten menduduki peringkat ke-2 dari 5 pasangan calon.
Di tengah padatnya aktivitas politik, Rieke tidak meninggalkan kesenangannya menulis. Pada Desember 2001, perempuan alumnus Pascasarjana Filsafat UI ini mempublikasikan antologi puisi berjudul Renungan Kloset. Dua tahun kemudian, Rieke kembali menerbitkan sekuel dari antologi tersebut yang ia beri tajuk Dari Cengkeh sampai Utrecht. Selain melahirkan karya sastra, Rieke juga membukukan tesisnya dengan judul Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat yang diterbitkan Galang Press pada 2004.
Pada 2015, Rieke terpilih sebagai Ketua Panitia Khusus (Pansus) Pelindo II. Menurutnya, sebagai poros maritim dunia, Indonesia harul melakukan pembenahan pelabuhan termasuk dalam dugaan kasus korupsi di PT Pelindo II. Rieke yakin, pembentukan Pansus ini tidak hanya untuk mengungkap kasus korupsi tapi juga sebagai pintu masuk pembenahan BUMN secara keseluruhan. Dengan membenahi pelabuhan, pendidi Yayasan Pitaloka ini optimis bahwa kasus penyelundupan narkoba dan perdagangan manusia dapat diberantas.