Menuju konten utama
Meutia Farida Hatta Swasono

Meutia Farida Hatta Swasono

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI (2004 - 2009)

Tempat & Tanggal Lahir

Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, 21 Maret 2016

Karir

  • Ketua Umum Yayasan Hatta (2002 - 2005)
  • Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI (2004 - 2009)

Pendidikan

  • SD Perwari, Jakarta
  • SMP St Ursula, Jakarta
  • SMA St. Ursula, Jakarta
  • S-1 Antropologi Universitas Indonesia
  • S-2 Antropologi Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia
  • S-3, Antropologi Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia

Detail Tokoh

Sebuah mobil Ford hitam bernopol B 1974 BH baru saja tiba di Puri Cikeas pukul 13.30 WIB pada tanggal 15 Oktober 2004. Dari dalam keluar seorang perempuan berambut pendek dan berkacamata, yakni Meutia Hatta.

Di kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, Meutia dijadwalkan akan bertemu dengan presiden. Kedatangan puteri sulung sang proklamator, Mohammad Hatta itu, langsung ditangkap awak media sebagai tanda terpilihnya ia untuk mengisi salah satu posisi di kabinet yang baru. Meutia adalah orang pertama yang diajak bertemu oleh SBY selama masa penentuan menteri di kabinetnya.

Banyak pihak yang menduga Meutia akan menempati pos menteri pariwisata dan budaya, sesuai keahliannya sebagai Guru Besar Antropologi pada Universitas Indonesia. Apalagi beberapa waktu sebelumnya, SBY nampak berziarah di makam sang ayah, Mohammad Hatta.

Di Cikeas, kedatangan Meutia disambut staf pribadi SBY yang dikomandani Ervan Edison. Selama sejam Meutia berdialog dengan SBY. Kemudian ia nampak meninggalkan kediaman SBY pukul 14.40. Meuthia memberi keterangan pada awak media bahwa dialognya dengan SBY itu membahas beberapa hal. Di antaranya masalah kebudayaan dan pariwisata. Namun, dirinya belum memperoleh kepastian mengenai pos kementerian yang mungkin akan dipercayakan kepadanya. Dia pun menyatakan siap ditempatkan di mana saja.

Seminggu berselang, SBY dijadwalkan akan mengumumkan nama menteri-menterinya. Namun pengumuman itu diundur beberapa jam dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Di rumahnya di Kompleks Dosen UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Meutia bersama suami dan adiknya sudah siap di depan televisi. Adapula awak media yang menunggu pengumuman itu di rumahnya.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.00. Namun, pengumuman yang ditunggu tidak kunjung ada. Koran ini sempat memperlihatkan informasi proyeksi terbaru kabinet SBY-Kalla kepada Meuthia yang diterima melalui SMS pada pukul 23.36. Di sana tertulis bahwa posisi Mensos sudah diisi Bachtiar Chamsyah.

Pukul 23.50, di layar televisi, tampak SBY berjalan mendekati podium untuk mengumumkan kabinet. Semua kursi dengan cepat terisi. Meuthia tergelak melihat polah para wartawan yang sibuk menyiapkan perangkat rekam. Kemudian, dia tak berkedip memelototi pesawat televisi. Saat SBY mengumumkan bahwa nama kabinetnya adalah Kabinet Indonesia Bersatu.

Nama Meuthia belum juga muncul. Keluarga besar itu semakin tegang. Artinya, tinggal satu posisi yang mungkin disabetnya, yakni Menteri PP. Tiba saatnya SBY menyebutkan pengisi Menteri Pemberdayaan Perempuan: "Meuthia Farida Hatta Swasono." Jabatan yang cocok. Meutia memang sebelumnya dikenal memiliki perhatian yang besar mengenai permasalahan perempuan dan anak di Indonesia.

Sejak kecil Meutia sudah mengakrabi suasana birokrasi karena predikat sang ayah sebagai Proklamator sekaligus Wakil Presiden Indonesia pertama. Walaupun lahir dan menjadi anak Wakil Presiden, Meutia tetap bermain dengan umumnya anak-anak yang lain.

Prinsip kesederhanaan diajarkan sang Ayah selalu ditanamkan di dalam dirinya. Maka sampai sekarang dia meneruskan prinsip tersebut pada anak-anaknya. Sejak kecil Meutia juga gemar memabaca dan travelling ke seluruh Indonesia. Wanita kelahiran Yogyakarta, 21 Maret 1947 ini mendapatkan gelar doktornya dalam bidang antropologi di Universitas Indonesia pada tahun 1991. Pada tahun 2002-2005 ia menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Hatta.

Ketika menjabat Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Meutia memberi banyak masukan kepada pemerintah, di antaranya melalui penegakan pemberlakuan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) yang bertujuan memberikan landasan hukum bagi perempuan agar terlepas dari tindak kekerasan oleh lelaki dalam berumah tangga.

Meutia kecil mulai mengenyam pendidikan di SD PERWARI, Jakarta. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP dan SMA Santa Ursula. Meutia mengakui bahwa ia bersekolah di sekolah yang bukan favorit bagi para anak pejabat. Meski demikian, ia tetap bersekolah di sekolah yang telah dipilih oleh kedua orang tuanya tersebut. Pasalnya, sang ibu sangat percaya bahwa sekolah yang dimasuki Meutia merupakan sekolah dengan kualitasnya yang cukup baik.

Selepas menamatkan pendidikan SMA-nya, Meutia sempat mengalami kebimbangan dalam memilih jalur pendidikan yang akan dipilihnya di jenjang universitas. Meutia bercita-cita menjadi guru sejak kecil. Di saat bimbang seperti itulah, Meutia berkonsultasi dengan sang ayah. Bung Hatta lalu mengusulkan program studi Antropologi pada puterinya itu. Disiplin ilmu ini menurut Meutia dan ayahnya bisa membuat Meutia mempelajari akar kebudayaan bangsanya. Dengan demikian rasa cinta dan kelak pengabdiannya kepada negara lebih besar dan nyata.

Merasa tak cukup hanya dengan meraih gelar sarjana, Meutia kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dan S3 dengan masih berfokus di bidang antropologi medik. Bahkan ia mampu meraih gelar profesor di bidang yang sama. Cita-citanya menjadi guru sejak kecil akhirnya tercapai karena Meutia memutuskan untuk menjadi staf pengajar di Universitas Indonesia dan Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatera Barat. Sejak 25 Maret 2006, Meutia juga dikukuhkan sebagai guru besar tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI.

Selain menjadi seorang pengajar, karirnya di birokrasi juga merangkak naik seiring diangkatnya Meutia sebagai Deputi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan untuk masa jabatan Desember 2003 hingga Oktober 2004. Puncaknya, setelah Susilo Bambang Yudhoyono meraih kemenangan pilpres 2004 silam, nama Meutia Hatta juga menjadi sorotan. Pada 25 Januari 2010 Meutia diangkat menjadi anggota dewan Penasihat Presiden Republik Indonesia.

Tokoh Lainnya

Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat