Menuju konten utama
Irwan Tirta

Irwan Tirta

Presiden Direktur Direktur PT Ramacraft

Tempat & Tanggal Lahir

Blora, Jawa Tengah, 18 April 1935

Karir

  • Presiden Direktur Direktur PT Ramacraft

Pendidikan

  • SD Cikini, Jakarta
  • SMP 1 Cikini, Jakarta
  • SMA 1 Budi Utomo, Jakarta
  • Fakultas Hukum UI
  • School of Oriental and African Studies, Universitas London, Inggris
  • Yale University, New Haven, AS

Detail Tokoh

Nama Irwan Tirta tidak bisa dilepaskan dari batik. Ia seorang desainer pakaian yang mempopulerkan batik ke kancah internasional. Langkah besar Iwan dalam penggunaan batik adalah ketika ia berhasil mentransformasi batik dari selembar kain tradisional menjadi gaun indah dengan cita rasa western elegan.

Pria yang terlahir dengan nama Nusjirwan Tirtaamidjaja memang berhasil memadukan unsur tradisional dan modern ala barat dalam rancangan gaun-gaun batiknya yang fenomenal. Dan pastinya rancangannya menjadi laris manis dalam bisnis busana. Batik, khususnya dari Jawa Tengah sudah dikenal Iwan sedari kecil.

Iwan lahir di Blora pada 18 April 1935 saat kedua orangtuanya sedang bertugas di kota tersebut. Ayahnya Mr. Mohammad Hussein Tirtaamidjaja adalah anggota Mahkamah Agung Republik Indonesia (1950-1958) yang berasal dari Purwakarta, Jawa Barat. Sementara ibunya berasal dari Lintau, Sumatera Barat.

Seperti ayahnya yang praktisi hukum, Iwan memutuskan hendak memperdalam bidang ini dengan mengambil studi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan lulus pada 1958. Iwan sempat menjadi dosen Hukum Internasional, tetapi kemudian berhenti karena hendak melanjutkan studi ke Inggris. Di London, Iwan melanjutkan pendidikannya di School of Economics and School of Oriental and African Studies. Setelah pendidikan itu selesai, Iwan kembali ke tanah air dan diangkat menjadi Associate Professor dalam ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Iwan kemudian melanjutkan studi lagi ke Universitas Yale, New Haven, Connecticur, Amerika Serikat. Pendidikan ini berhasil dia selesaikan pada 1965.

Saat-saat menjalani kuliah di Amerika berkat dana hibah dan Dana John D. Rockefeller III, Iwan semakin dalam mempelajari batik. Iwan memanfaatkan kesempatan itu untuk mempelajari tarian kraton kesunanan Surakarta sekaligus mendalami batik. Ia bertekad mendokumentasikan dan serta melestarikan batik. Hasil penelitiannya ini diwujudkan dalam sebuah buku yang berjudul Batik Patterns and Motifs pada 1966.  

Pulang ke tanah air pada 1970, Iwan memutuskan untuk menjadi desainer secara konsisten. Ia lalu dikenal sebagai desainer dan pengusaha batik dengan mendirikan PT Ramacraft pada 1972. Iwan menjadi Presiden Direktur di perusahaan itu. 

Usahanya berhasil, Iwan membuka cabang perusahaannya ke beberapa kota dengan memproduksi 3000 meter batik per bulan. Karya-karnyanya, bahkan, kerap kali dipamerkan saat kunjungan-kunjungan kepala negara asing, seperti kunjungan Ratu Juliana dari Belanda, Ratu Elizabeth II dari Inggris, Raja Hussein dari Yordania, Presiden Reagan dari Amerika, dan lain sebagainya.  Selain itu, karya-karya tersebut juga sudah rajin dipamerkan Iwan sendiri ke berbagai negara.

Setelah bertahun-tahun cukup serius menekuni busana, Iwan lalu mengembangkan kemampuannya pada seni kriya lainnya. Berbekal kedekatannya dengan kalangan bangsawan Jawa, Iwan mulai menyalurkan kreativitasnya dengan membuat kerajinan perak. Motif modang misalnya, dijadikan ragam hias pada tutup tempat perhiasan. Selain itu, seperangkat tempat sirih peraknya menghiasi lobi Hotel Dharmawangsa di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Iwan juga mendesain perangkat makan porselen dengan menggunakan motif batik. Energi kreatif yang dimiliki Iwan juga tersalur dengan merancang perhiasan yang inspirasinya berasal dari perhiasan keraton.

Puluhan tahun menghasilkan karya-karyanya, menurut Iwan kunci suksesny adalah pendidikan dan riset’, ungkap Iwan. Kendati terbilang sederhana, justru kedua hal itulah yang kerap alpa dalam pengembangan seni kriya di Indonesia. Iwan pun tak pernah berhenti mendokumentasikan batik motif batik klasik termasuk milik Puri Mangkunegaran Surakarta. Bekerja sama dengan pengusaha Rahmat Gobel, Iwan mendigitalisasi motif batik tua milik Mangkunegaran tersebut. Data-data yang dimilikinya itu dijadikan pegangan untuk mengembangkan motif-motif baru. Tentu dengan mengikuti perubahan zaman tanpa mengurangi ciri khas yang ada padanya.

Pada tahun 2000-2003 Iwan bekerjasama dengan Departemen Perindustrian terjun ke daerah-daerah pembatikan seluruh Nusantara untuk mendokumentasikan ragam hias batik dan tenun. Dalam kunjungan ini Iwan juga memberi pelatihal tentang pengembangan batik di setiap daerah di Jawa, Bali, Madura dan Sumatera. Bahkan ada beberapa orang yang diberi kesempatan belajar di Bengkel Batik Iwan Tirta selama dua tahun.

Menurut Iwan, letak kekuatan batik Jawa yang menjadi dasar batik nasional yang tidak akan bisa ditiru oleh negara lain ada pada tiga hal. Pertama adalah adanya teknik yang pasti yaitu penggunaan malam dan canting. Kedua, adanya pakem berupa ragam hias dengan geometris dan nongeometris. Ketiga, jalinan erat dengan budaya lain dan ketidaterikatan dengan agama tertentu. Nah, bagi Iwan pendidikan dan riset yang kerap disinggungnya merupakan modal penting untuk memaksimalkan tiga point penting itu.

Di usianya yang semakin renta, Iwan justru merasa semakin banyak hal yang harus dia kerjakan. Di kepalanya masih ada banyak ide untuk mengembangkan batik, perak, porselen dan perhiasan. Namun keadaannya yang semakin tua membuat ide-ide itu jadi sulit direalisasikan. Iwan masih terus membatik di malam hari. Keadaan yang sepi di malam hari membuat pikiran dan tangannya lebih leluasa bergerak. Iwan berkomitmen terus membatik sampai tangannya tak lagi mampu melakukan aktivitas tersebut. membatik benar-benar berhenti dilakukan Iwan tatkala menghembuskan nafas terkahir pada 31 Juli 2010 di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta.

Tokoh Lainnya

Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI