Tempat & Tanggal Lahir
Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 22 Januari 1956
Karir
- Direktur Jenderal Hak Azasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (2014 - 2015)
- Badan Pengembangan Sumber Daya Manusianya Kum HAM Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (2015 - 2016)
- Anggota Panitia Seleksi pimpinan KPK (2015 - 2019)
Pendidikan
- Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1974 - 1979)
- Pascasarjana Hukum Sam Houston State University, Huntsville, Texas, USA (1986 - 1991)
Detail Tokoh
Harkristuti Harkrisnowo adalah anggota panitia seleksi pimpinan KPK periode 2015-2019. Pernah menjadi Dirjen Administrasi Hukum Umum (AHU) yang menjadi Kepala Badan Pengembangan SDM Kemenkum HAM. Ahli hukum Indonesia. Mengajar di beberapa universitas di Jakarta.
Tuti kuliah hukum dan lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1979. Dia pernah menempuh Master di Sam Houston State University, Huntsville, Texas, USA, 1988. Lalu doktornya diraih di kampus yang sama pada 1991. Dia mengajar di beberapa kampus. Dia lebih sering di almamaternya, UI. Dia adalah guru besar hukum pidana. Harkristuti pernah menjadi anggota Komisi Hukum Nasional.
Tuti dikenal luas sebagai pemerhati masalah hak asasi manusia ini menjadi guru besar di Universitas Indonesia. Tuti sering riset dan menulis jurnal atau artikel soal Hak Asasi Manusia dan Perbaikan Hukum di Indonesia. Beberapa masalah yang menjadi pusat perhatiannya ialah masalah penyiksaan dalam penyelidikan tindak pidana. Penanaman Modal Asing di Indonesia juga tak luput dari pengamatannya. Harkristuti turut serta dalam menggagas GBHN berisikan catatan untuk bidang hukum diskusi kajian substansi reformasi, gender dalam perspektif hukum, dan upaya menuju keadilan bersih dan profesional.
Selama bertugas di birokrasi Harkristuti sudah melihat berbagai macam kecenderungan terkait HAM di berbagai daerah. Ia datang untuk melihat dan mendengar langsung bagaiman warga sipil dan pihak berwenang di berbagai daerah tersebut memandang HAM. Harkristuti diangkat menjadi Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum pada Sempember 2014. Akan tetapi, belum lama berselang, baru enam bulan kemudian, Tuti sudah dipindahkan ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia berkantor di Cinere.
Misteri pemindahan ini terjadi karena para pejabat tinggi Kementerian Hukum menilai, Tuti sering berselesih pandang dengan Yasona Laoly yang menjabat Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia. Selisih pandang itu terlihat jelas ketika sedang menghadapi pemutusan masalah pengesahan kepengurusan partai yang sedang berkonflik. Seperti Golongan Karya (Golkar) dan Partai Persatuan Pembangunan.
Ketika keputusan final soal partai yang berseteru, Harkristuti sedang dalam perjalanan dinas ke Amerika Serikat. Sejak tanggal 8 Maret 2015. Sementara itu keputusan Yasona Laoly keluar pada 10 Maret 2015. Yasonna mengeluarkan permintaan kubu Agung Laksono agar segera mendaftarkan kepengurusan.
Konon, perselisihan berlanjut. Menteri Hukum Yasonna Laoly lalu menggelar rapat. Dalam rapat evaluasi tersebut dinyatakan akan dilakukan rotasi petinggi Kementerian Hukum juga dibahas dalam rapat ini. Ada lima posisi yang dirotasi yaitu Sekretaris Jenderal, Inspektorat Jenderal Dirjen HAM, BPSDM, dan Balitbang HAM.
Harkristuti tetap berpikir positif. Dia mengatakan pemindahan dirinya ke bidang lain bukan karena perselisihan dengan Menteri, namun karena penyegaran kepengurusan demi kelancaran program kerja. Harkristuti justru semakin mengaktifkan dirinya di kampus setelah dirotasi. Dia aktif mengisi artikel ke beberapa jurnal ilmiah maupun seminar.
Belakangan, oleh Presiden Joko Widodo, Tuti ditunjuk menjadi panitia seleksi pimpinan KPK periode 2015-2019. Dua bulan setelah kembali ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusianya Kum HAM. Keahliannya di bidang hukum pidana dibutuhkan Panitia Seleksi agar pimpinan baru KPK adalah orang yang berkompeten dalam memberantas korupsi.