Tempat & Tanggal Lahir
Karo, Sumatera Utara, Indonesia, 12 Januari 1921
Karir
- Tokoh Pejuang Kemerdekaan RI
Detail Tokoh
Tak banyak anggota militer yang menulis. Nampaknya, Djamin Ginting adalah pengecualian. Djamin Ginting lahir pada 12 Januari 1921. Ia terlahir di Desa Suka, Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Djamin Gintings, semasa hidupnya, pernah menulis beberapa buku. Salah satu buku karyanya berjudul "Bukit Kadir”. Buku ini ditulisnya untuk mengenang salah seorang anggota dalam kesatuan tugas dibawah kepemimpinan Djamin Ginting ketika melawan pasukan Belanda. Anggota tersebut bernama Kadir. Ia meninggal di sebuah perbukitan di Tanah Karo. Kadir, gugur dalam suatu pertempuran sengit dengan pasukan Belanda. Sekarang, bukit tersebut juga dikenang dan dikenal dengan nama Bukit Kadir.
Kisah hidupnya menarik untuk dicermati. Sebelum menjadi seorang komandan lalu dikemudian hari menjadi seorang duta besar, ia pernah menjadi tentara PETA. Saat Belanda kembali datang dia mengkonsolidasikan tentara PETA untuk melawan, menolak untuk dilucuti senjata. Dia memimpin perlawanan terhadap Belanda di Tanah Karo.
Pasukan yang dipimpinnya itu kelak menjadi kesatuan yang lebih besar yakni Kodam II/Bukit Barisan.
Ginting yang kala itu berpangkat Letnan Kolonel terpilih menjadi wakil komandan Kodam II/Bukit Barisan. Ketika pemberontakan Nainggolan di Medan, Sumatera Utara meletus tahun 1958. Ginting memimpin operasi penumpasan pasukan Nainggolan dan Sinta Pohan yang terdesak dan mundur ke daerah Tapanuli.
Setelah orde lama turun. Ginting berpihak pada Soeharto. pada tahun 1968-1972, dia masuk terpilih menjadi salah satu anggota DPR di bawah naungan Partai Golkar.
Kedekatan dengan Soeharto membuatnya dikirim oleh Jakarta untuk jadi Duta Besar Indonesia di Kanada. Di negara itu dia menghembuskan nafasnya. Ginting meninggal
di Ottawa, pada 23 Oktober 1974 dalam umur 53 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Djamin Gintings diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada 7 November 2014. Ia diakui sebagai Pahlawan Nasional berkat perjuangannya selama masa mempertahankan kemerdekaan.