Tempat & Tanggal Lahir
Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia, 3 Oktober 1966
Karir
- Wakil Menteri Keuangan RI (2013 - 2014)
- Menteri Keuangan RI (2014 - 2016)
- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (2016 - 2019)
- Menteri Kemenristek (2019 - 2024)
- Menteri Kementrian Ristek (2019 - 2024)
Pendidikan
- University of Illinois at Urbana-Champaign Ph.D. (Tata Wilayah dan Perkotaan), Bidang Studi: Ilmu Regional dan Ekonomi Pembangunan (1993 - 1997)
- University of Illinois at Urbana-Champaign M.U.P. (Tata Kota), Bidang Studi: Tata Transportasi & Ekonomi Pembangunan. (1991 - 1993)
- Universitas Indonesia, Jakarta, S.E., Bidang Studi: Ekonomi Pembangunan & Ekonomi Regional. (1985 - 1990)
Detail Tokoh
Setelah resmi menjadi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo segera sibuk memilih sosok-sosok yang tepat mengisi jabatan menteri. Di antara nama-nama di dalam daftar, nampak nama Bambang PS Brodjonegoro terketik rapi di sana. Dia dipercaya menjadi Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Pria bernama lengkap Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro ini lahir di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 1966. Sosoknya dikenal sebagai ahli bidang ekonomi Indonesia yang diakui oleh dunia. Mantan Komisaris Antam ini tak hanya menguasai ekonomi, dia juga mempelajari bidang tata wilayah dan perkotaan.
Setelah lulus SMA, Bambang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan mengambil bidang Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia berkenalan dengan ekonomi secara lebih mendalam dan lebih meluas di fakultas tersebut selama kurang lebih lima tahun, terhitung sejak 1985 hingga 1990.
Lulus dari UI, Bambang melanjutkan studi ke University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat. Universitas ini memang terkenal sebagai pusatnya pelajar bidang perekonomian dari seluruh dunia. Bambang berhasil meraih gelar master pada 1995. Dia juga meraih gelar doktor dari universitas yang sama pada Agustus 1997.
Setelah lulus, Bambang menempuh karir sebagai staf pengajar. Ia pernah menjadi dosen tamu pada The Department of Urban and Regional Planning, University of Illinois pada November 2002. Sementara itu, di Indonesia ia menjadi Dekan Fakultas Ekonomi UI sejak 2005 dan berakhir tahun 2009. Atas jasanya sebagai dekan yang berdedikasi tinggi, sampai saat ini Bambang masih terdaftar sebagai Guru Besar di Fakultas Ekonomi UI.
Bambang adalah orang yang memiliki pengalaman cukup banyak dalam bidang ekonomi dan sosial sampai hal-hal di luar akademik juga dikuasainya. Ia memiliki pengalaman mulai dari pasar modal hingga pemerintahan.
Dia pernah menjadi Ketua Formulasi Sistem Rencana Pembangunan, JICA dan Bappenas. Ia juga sempat menduduki beberapa jabatan ketua penelitian di bidang-bidang bergengsi seperti Formulasi Dana Alokasi Umum (DAU), Dutch Trust Fund, Bank Dunia, penelitian Dampak Ekonomi PT INCO terhadap Ekonomi Lokal dan Nasional, penelitian Formulasi Institusi Transfer antar-pemerintah di Indonesia, dan Penelitian Gabungan Jepang-Indonesia untuk Desentralisasi Indonesia, JICA.
Bambang pernah mendapat undangan sebagai vitising fellow di Australian National University dan Hitotsubashi University. Disamping itu, ia juga mendapatkan ISEAS-World Bank Research Fellowship Award sebagai Visiting Research Fellow. Di tahun 2002 Bambang dipercaya sebagai orang Indonesia yang berhak mendapatkan Eisenhower Fellow guna mendalami masalah desentralisasi di Amerika Serikat.
Mantan siswa SMA Pangudi Luhur Jakarta angkatan 1985 ini memperoleh peringkat kedua sebagai Finance Minister of the Year 2015 versi FinanceAsia. Lembaga penerbitan terkemuka di bidang keuangan dan pasar modal Asia memberikan penghargaan bergengsi tersebut pada Bambang karena kontribusinya sebagai Menteri Keuangan di negara-negara Asia Pasifik amat menguntungkan. Terutama dalam hal pengelolaan anggaran, kebijakan fiskal, pembangunan pasar modal, dan reformasi struktural untuk menghadapi tantangan ekonomi di tahun 2015 yang semakin sulit.
Penghargaan bergengsi ini dianugerahkan pada Bambang sebagai upaya apresiasi pula terhadap kesuksesannya yang telah berhasil memangkas subsidi bahan bakar minyak. Sejak november 2014 Bambang menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, dia telah mengambil kebijakan penting, termasuk diantaranya menekan ketergantungan impor.
FinanceAsia juga memberi applause pada keberhasilan Bambang dalam hal menurunkan rasio utang terhadap Produk Dalam Negeri, padahal kondisi perekonomian baik nasional maupun global sedang mengalami perlambatan dan harga di berbagai sektor komoditas mengalami penurunan. Sektor yang paling kentara terkena dampaknya ialah sektor energi, namun gebrakan yang terjadi di bawah koordinasi Bambang ini malah mampu menambah ketersediaan dana tunai.
Bambang Brodjonegoro termasuk dalam jajaran menteri yang terkena perombakan (reshuffle) kabinet jilid II. Pada perombakan kabinet tersebut, Bambang duduk sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas.
Kali ini sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang menargetkan ada 10 juta lapangan kerja tercipta hingga 2019. Target tersebut sesuai dengan rencana yang tertuang dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015-2019. Pria ini sangan positif hal ini terlaksana karena sampai dengan saat ini pemerintah telah menciptakan 9,38 juta lapangan kerja.
Pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.